Bhabinkamtibmas Semarang Tingkatkan Patroli Kala Pelajar SD Rawan Diculik, SMP-SMA Rentan Tawuran

Avatar photo

SEMARANG Polrestabes Semarang  mengoptimalkan patroli wilayah lewat  Bhabinkamtibmas dalam menyikapi isu kasus penculikan di kota Semarang.

Tak hanya isu penculikan, kalangan pelajar di kota Semarang juga rentan terjadi tawuran.

Kejadian tersebut sudah berulang kali terjadi hingga menimbulkan korban.

“Tawuran terjadi di SMK 5, korban dua dibacok sampai dioperasi di rumah sakit, kalau korban penculikan sejauh ini masih indikasi tapi kami upayakan langkah preventif,” ucap Kanit Bhabinkamtibmas Polrestabes Semarang Ipda Sutanto,  Kamis (2/2/2023).

Ia mewanti-wanti kepada Bhabinkamtibmas yang wilayahnya memiliki sekolah baik dari tingkat PAUD hingga setingkat SMA untuk melakukan pemantauan.

“Peran Bhabinkamtibmas kini lebih dioptimalkan ke sekolah-sekolah terutama playgrup, TK dan SD maupun sekolah yang terhitung rawan kamtibmas,” paparnya.

Ia menyebut sejauh ini situasi kamtibmas masih aman terkendali dibarengi dengan upaya pencegahan dengan petugas bhabinkamtibmas melalui operasi sambang.

“Jangan sampai peristiwa seperti penculikan terjadi di kota Semarang makanya kami terus galakan langkah preventif,” bebernya.

Terpisah, Kapolsek Banyumanik Kompol Ali Santoso mengatakan, terkait isu penculikan anak disikapi dengan peningkatan patroli.

Patroli dilakukan menyasar ke seluruh sekolah apalagi aksi kejahatan sekarang tidak memandang lokasi.

“Peningkatan pengamanan ngiras-ngirus tidak hanya ke sekolah tapi ke lokasi-lokasi rawan,” ucapnya.

Kriminolog Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, Bambang Joyo Supeno mengatakan, kasus itu sepatutnya menjadi pemantik bagi kepolisian untuk mengintensifkan patroli.

Aparat penegak hukum harus memberikan keamanan anak sebagai skala prioritas.

Upaya-upaya langkah pencegahan perlu digalakkan dengan patroli keliling dari sekolah ke sekolah yang terhitung rentan terjadi penculikan.

“Kasus penculikan meski terjadi hanya satu atau dua kasus itu meresahkan masyarakat, berbeda dengan kasus korupsi mau miliaran rupiah tidak terlalu meresahkan,” ujarnya.

Menurutnya, penculikan anak dilakukan untuk dimanfaatkan tiga hal yakni perdagangan orang, pemanfaatan sosial ekonomi seperti dijadikan pengemis,  hingga dimanfaatkan organ tubuhnya.

Artinya, kasus penculikan dapat terjadi didorong oleh kebutuhan ekonomi.

Apalagi kondisi ekonomi saat ini yang sedang anjlok.

Bilamana menelusuri faktor lain kecil kemungkinan terjadi misal dari faktor kejiwaan maupun biologis.

“Semuanya bermuara pada kebutuhan ekonomi pelaku,” terangnya.

Ia menilai, anak lingkungan perkotaan yang paling rentan menjadi sasaran penculikan adalah anak sekolah SD yang berangkat dan pulang sekolah tanpa pengawasan orangtua.

Anak-anak sekolah SD tanpa pengawasan menjadi sasaran empuk untuk didekati dengan modus diberikan uang, permen maupun benda lainnya.

“Untuk masyarakat perkotaan, jam berangkat dan pulang sekolah adalah waktu yang rentan terjadi penculikan,” bebernya.

Ia menambahkan, keluarga perlu melakukan pengawasan terhadap para anaknya terutama saat berangkat dan pulang sekolah maupun saat bermain.

Selain itu, masyarakat hendaknya melakukan pengawasan secara sistematis yakni satu sama lain saling  melakukan pengawasan.

Warga diminta jangan terlalu mengandalkan kamera CCTV saja lantaran alat tersebut hanya bagian dari perangkat yang berfungsi hanya mendeteksi.

“Tapi paling penting sih orang tua khususnya dalam memberikan edukasi ke anak dalam menyikapi pergaulan sosial,” ucapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com

#Polda Jateng, #Jateng, #Jawa Tengah, #Humas Polri, #Polrestabes Semarang, #Polres Rembang, #Polres Demak, #Polres Banjarnegara, #Polres Semarang, #Polres Batang, #Polres Pati, #Polda Jateng, #Hendri Yulianto, #Budi Adhy Buono, #Irwan Anwar, #Dandy Ario Yustiawan, #Polda Kalimantan Barat, #Polda Kalbar, #Pemkab Banjarnegara, #Kabupaten Banjarnegara, #Banjarnegara