SEMARANG – Sat Brimob Polda Jateng kerahkan dapur lapangan untuk menyuplai kebutuhan warga terdampak banjir di Kota Semarang.
Beragam peralatan muktahir didatangkan Sat Brimob Polda Jateng di dapur lapangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak banjir yaitu pengolahan air minum, dan peralatan masak.
Dapur lapangan bersifat mobile dan berpindah tempat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Saat ini dapur lapangan itu berada di wilayah Kaligawe dan Kecamatan Genuk, Rabu (4/1/2023).
Operator Dapur lapangan, Bripka Muhammad Faizin menerangkan proses alat water treatment (pengolahan air) yang disediakan di dapur lapangan sangatlah mudah. Air yang akan diolah bisa memanfaatkan air dari sungai maupun danau.
“Air disaring terlebih dahulu agar lumpur ranting hilang. Setelah itu air ditaruh di tempat penampungan. Air itu belum siap untuk diminum tetapi bisa dimanfaatkan untuk mandi dan cuci baju,” tuturnya.
Anggota Sat Brimob Polda Jateng memasak untuk korban banjir di dapur lapangan yang ditempatkan di Kaligawe, Rabu (4/1/2023). Peralatan masak yang digunakan tanpa menggunakan gas maupun api. Peralatan tersebut menggunakan aliran listrik yang bersumber dari genset.
Setelah melalui tahap penyaringan,kata dia, air itu diproses kembali agar dapat dikonsumsi. Air itu diproses melalui 10 kali penyaringan, kemudian dilakukan penyinaran ultraviolet. Setiap jam dapur lapangan mampu memproduksi air minum sebanyak 2 ribu hingga 3 ribu liter.
“Bisa langsung diminum di tempat, atau diisi ke galon, maupun menyeduh minuman hangat. Setelah melalui proses ini bakteri hilang,” ujarnya.
Selain water treatment, menurutnya dapur lapangan juga menyediakan alat masak tanpa gas dan kompor. Peralatan masak memanfaatkan tenaga listrik yang bersumber dari genset.
“Dapur lapangan ini pernah dimanfaatkan di bencana merapi Magelang, NTT, Lumajang erupsi Semeru, dan banjir Kota Semarang,” imbuhnya.
Komandan Batalyon A Satbrimob Polda Jateng Kompol Yuniarto menambahkan bantuan makanan diberikan secara rutin setiap hari dari pukul 11 hingga 17 petang. Ada dua mobil dapur lapangan yang disediakan yaitu di Kaligawe dan depan Kecamatan Genuk.
“Kami dropping makanan untuk warga yang terjebak banjir dan belum bisa beraktivitas normal,” ujarnya.
Ia mengatakan, kapasitas dapur lapangan di Kaligawe mampu memproduksi makanan untuk 2 ribu orang. Sementara di Kecamatan Genuk mampu memproduksi makanan untuk 1 ribu orang. Kemudian untuk air minum pihaknya juga menyiapkan water Purifier.
“Kami bantu warga di sekitar Kaligawe, dan Kecamatan Genuk. Droping makanan kami lakukan menggunakan perahu kecil dan kendaraan roda empat,” tuturnya.
Sementara itu, warga terdampak banjir Ita Yunilestanti mengatakan dapur lapangan sangat membantu masyarakat yang terdampak banjir. Masakan yang di dapur lapangan dirasa sangat lezat.
“Saya sering makan disini (dapur lapangan) kadang pulang juga dapat nasi bungkus. Tidak masak di rumah karena banjir,” ujarnya
Warga terdampak banjir lainnya, Tatik merasa terbantu adanya dapur lapangan terutama dalam hal penyediaan air bersih. Menurutnya air bersih disediakan layak untuk dikonsumsi.
“Air enak karena melalui 10 kali penyulingan,” tandasnya.