Berita  

Tips dan Pesan Sinoeng N Rachmadi Cegah Bullying, Utamanya di Sekolah Kota Salatiga

Avatar photo

SALATIGA Pj Wali Kota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi berharap sekolah mencegah terjadinya bullying.

Pesan disampaikan dalam seminar Peningkatan Kapasitas Guru PAI dalam Konteks Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Ikatan GURU Roudlotul Athfal (IGRA) di Aula Kaloka Pemkot Salatiga.

Seminar dikuti 140 peserta yang terdiri dari guru PAI dari TK-SMA, guru RA, para siswa, mahasiswa, dan perwakilan pondok pesantren.

Kegiatan terselenggara juga bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Agama Islam Kemenag.

Hadir dalam pembukaan dari Kemenag Kota Salatiga.

Seminar dibuka oleh Direktur Pendidikan Agama Islam, Amirullah.

Sinoeng N Rachmadi mengawali materi dengan membahas peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat.

“Kami meyakini surga dan neraka itu ada.”

“Tetapi kalau beribadah hanya mengharapkan surga itu berbahaya, kalau hitung-hitungan sama Allah berbahaya, maka harus hati-hati,” kata Sinoeng, Senin (21/11/2022).

Menurutnya, dengan mengedepankan adab dalam bergaul akan menjauhkan perundungan atau bullying di sekolah dan masyarakat.

“Berapa orang membandingkan orang ketika sekolah pandai ternyata hidupnya sekarang kurang baik, ternyata kepandaian itu tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan hidup.”

“Hal itu karena kepandaian mengabaikan adab, ada kepada guru, kepada orangtua, dan sesama,” jelasnya.

Sinoeng mengungkapkan bahwa pihaknya titip untuk sekolah sejak dini untuk menghindari bullying kepada para siswa dan selalu mengajarkan silaturahmi kepada para siswa.

“Bullying awalnya mungkin dari kalimat ejekan yang terus dibiarkan sehingga meningkat menjadi kekerasan fisik.”

“Kami titip agar di sekolah sejak dini dihindari betul itu, baik ucapan tidak etis yang menyangkut fisik atau anatomi tubuh karena itu akan menjadi pintu masuk bullying,” paparnya.

Pj Wali Kota Salatiga menambahkan bahwa mengumpulkan wali siswa jangan hanya pada akhirussanah.

Menurutnya, pendidikan tidak tergantung dengan guru, orangtua juga berkewajiban dalam proses pendidikan bagi putra putrinya.

“Jangan melakukan pembiaran terhadap persoalan adab, bersilaturahmi dengan siapapun dan tabayyun dengan ahli adalah kunci,” ungkapnya.