Tangani Korban di Medan Sulit, Kapolres Sukoharjo Gagas Sepeda Motor Ambulans

Avatar photo

SUKOHARJO — Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, menggagas adanya sepeda motor ambulans untuk menjangkau korban di lokasi yang sulit dijangkau mobil ambulans. Kehadiran sepeda motor ambulans ini dinilai bisa mempercepat penanganan korban.

Ide ini disampaikan Kapolres saat menggelar simulasi penanganan pertama pada korban kecelakaan di Mapolres Sukoharjo, Rabu (27/9/2023). Kegiatan ini diikuti anggota Forum Ambulans Sukoharjo Bersatu (FAST).

“Ke depan akan kami adakan juga motor ambulans untuk menjangkau jika ada pasien yang sakit di wilayah yang tidak bisa dijangkau mobil ambulans. Segera akan kami bentuk dan kumpulkan lagi untuk sosialisasi,” jelas Sigit.

Terkait kegiatan simulasi tersebut, Kapolres menyebut ini sebagai edukasi bagi kru ambulans agar dapat menangani pasien sesuai standar pelayanan. Pelatihan dan evaluasi rutin dilakukan tiga bulan sekali.

Simulasi pertama dilakukan dengan skenario korban mengalami sengatan listrik di gedung lantai tiga. Proses evakuasi menggunakan tangga tak dapat dilakukan, hingga akhirnya tim penyelamat harus menginstal vertical rescue menggunakan sejumlah peralatan di antaranya tali karmantel, tandu, hingga webbing dan peralatan keamanan lainnya untuk menurunkan korban dari ketinggian.

Dalam simulasi tersebut korban diturunkan menggunakan tandu didampingi satu tim penyelamat yang turun menggunakan tali. Instalasi tersebut berbentuk mirip dengan wahana flying fox, namun tidak menggunakan instalasi sling baja sebagai jalur penurunannya. Setelah berhasil diturunkan, korban kemudian dipindahkan ke ambulans untuk dibawa ke rumah sakit.

Dalam skenario berikutnya dilakukan simulasi adanya mobil yang mengalami pecah ban hingga mobil terperosok di kubangan. Simulasi tersebut dilakukan setelah ada satu korban meninggal dunia akibat mobil yang ditumpanginya terjun dari jembatan di Polokarto, Sukoharjo.

Cara Tepat Evakuasi Korban

Dalam simulasi tersebut kru ambulans diberikan pengetahuan bagaimana mengevakuasi korban dengan tepat agar tidak memperparah kondisinya. Sejumlah peralatan penyangga tubuh korban yang mengalami patah tulang hingga tandu juga dipersiapkan untuk mengevakuasi korban.

Dalam simulasi tersebut juga diperlihatkan bagaimana anggota Satlantas mengatur lalu lintas lantaran kecelakaan tersebut mengakibatkan kemacetan karena banyaknya warga yang berkerumun.

“Saat ini jumlah anggota FAST terus bertambah, di tahun sebelumnya hanya 45 ambulans sekarang mencapai 57 ambulans yang kesemuanya terdaftar, bukan ilegal. Maka pelatihan dan evaluasi perlu dilakukan agar terarah dan terlatih. Kami juga memberikan imbauan pendidikan keamanan lalu lintas kepada sopir ambulans,” ungkap Sigit.

Meski dibutuhkan kecepatan dalam pengantaran pasien darurat namun upaya menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas perlu ditegakkan.

Ketua Umum FAST, Wirawan Setiadi, mengatakan kegiatan tersebut sebagai pengenalan prosedur pelayanan standar maupun peralatan keamanan dan penggunaannya kepada kru ambulans. Dengan adanya pelatihan ini, kemampuan kru ambulans untuk menangani korban jadi semakin baik.

Ia mengatakan korban kecelakaan yang mereka tangani biasanya dirujuk ke RS Ortopedi Prof dr. Soeharso. Sebagian besar dari mereka umumnya dari kalangan warga tak mampu. Ia berharap ada pihak ketiga yang bisa diajak kerja sama untuk membuat rumah singgah bagi keluarga pasien.

sumber: solopos

 

Polres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo, Akbp Sigit SIK MH, Ajun Komisaris Besar Polisi Sigit, Kabupaten Sukoharjo, Pemkab Sukoharjo, Polda jateng, Jateng, Kabidhumas Polda Jateng, Bidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Lutfi

 

Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.