Tanah Gerak Bantar Banjarnegara Meluas, Akses Putus-Kebun Salak 8,9 Ha Hilang

Avatar photo

Banjarnegara – Dampak tanah gerak di Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara terus meluas. Saat ini, lebih dari 8,9 hektare kebun salak hilang akibat pergerakan tanah.

Tanah gerak ini juga memutus akses jalan menuju Desa Suwidak, Wanayasa. Saat ini, sedikitnya tiga dusun di Desa Suwidak hanya bisa diakses menggunakan kendaraan roda dua melalui jalur alternatif.

Kepala Desa Suwidak, Rip Santoso mengatakan hingga kini tanah di Desa Bantar dan Suwidak masih terus bergerak. Bahkan, alat deteksi dini bencana tanah longsor atau early warning system (EWS) yang baru dipasang sejak Selasa (1/11) terus berbunyi.

“Pergerakan tanah masih terjadi sampai saat ini. Sekarang kan sudah dipasang EWS, alat itu berbunyi terus,” ujarnya saat ditemui di Desa Suwidak, Selasa (8/11/2022).

Berdasarkan pengamatannya, EWS berbunyi sekitar satu jam sekali. Ia mengimbau warganya untuk terus waspada dan melakukan penjagaan siang dan malam.

“Hampir satu jam sekali (EWS) berbunyi. Jadi sekarang warga selalu siaga, dan melakukan ronda setiap malam,” jelasnya.

Sementara untuk warga rentan seperti lansia, ibu hamil dan anak-anak diungsikan saat turun hujan. “Pengungsian tentatif terutama saat turun hujan. Utamanya untuk warga rentan seperti lansia, anak-anak dan ibu hamil,” kata dia.

Ia menyebut, tanah yang masih terus bergerak juga membuat lahan terdampak meluas. Berdasarkan pendataan terakhir, ada 8,9 hektar perkebunan salak yang terbawa tanah gerak.

“Kalau berdasarkan pendataan sekarang dampak lahan sampai 8,9 hektar. Itu area perkebunan salak,” sebutnya.

Sebelumnya, PMI Jawa Tengah memasang dua EWS di lokasi tanah gerak. Alat deteksi dini tanah longsor tersebut dipasang di Desa Bantar dan Desa Suwidak Kecamatan Wanayasa.