Tambang Disebut Sebabkan Banjir Bandang di Pati, ESDM Jateng: Masak Sih?

Avatar photo

Pati – Adanya tambang baik legal maupun ilegal di Pegunungan Kendeng Utara disebut menjadi salah satu penyebab banjir bandang di Wilayah Kabupaten Pati bagian selatan. Pernyataan itu dikatakan Ketua Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), Gunretno, Rabu (4/1/2023).

Menurutnya, adanya aktivitas tambang membuat kerusakah hingga hilangnya sumber mata air.

’’ESDM dan Penambangan harus bertanggungjawab. Banyak sumber-sumber (mata air) yang mati. Kajilah secara jujur,’’ ujar Gunretno.

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah Cabang Pati pun tak mau tambang dikambing hitamkan. Apalagi aktivitas tambang yang sudah berizin.

Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah Cabang Pati Irwan Edhie Kuncoro mengatakan hingga kini, izin tambang di Pegunungan Kendeng Pati hanya seluas 42,39 hektare.

’’Izin tambang di Kendeng (Tambakromo dan Sukolilo) itu totalnya 42,39 hektare. Itu ada sekitar sepuluh izin (tambang). Ada yang 5 hektare dan 10 hektare, ditotal 42 hektare,’’ ujar dia, Selasa (7/2/2023).

Irwan melanjutkan, belum semuanya dibuka atau ditambang. Hanya sebagian yang ditambang. Ia pun menyebut luasan itu tidak masuk akal bila disebut sebagai pemicu banjir bandang.

’’Lahan yang dibuka (ditambang, red) itu belum semuanya. Ada yang 1 hektare, 2 hektare. Dari luasan yang hanya segitu masak sih menimbulkan banjir bandang?,’’ lanjut dia.

Berdasarkan peninjauannya, penyebab banjir bandang justru disebabkan gundulnya hutan di Pegunungan Kendeng. Kondisi itu justru yang membuat resapan air tidak sempurna sehingga banjir bandang terjadi.

’’Kami mengadakan peninjauan saat hujan. Di antaranya di daerah Wegil dan Prawoto (Kecamatan Sukolilo, red),’’ ujarnya. Irwan menyebut, banjir bandang di Prawoto beberapa waktu lalu sempat disebut disebabkan karena adanya penambangan. Padahal, di sana tidak ada penambangan.

Ia mengatakan, banjir tersebut karena adanya penggundulan Hutan Wonosoco, Kabupaten Kudus dan Desa Wegil dari Hutan Pakem, Sukolilo Pati. Menurutnya, banjir bandang ini terjadi lantaran hutan sosial digunakan dengan tidak semestinya. Beberapa hutan sosial ditanami tanaman yang tak mampu menyerap air dengan baik.

’’Hutan sosial juga disalahkan, karena hutan sosial kebanyakan ditanami jagung. Jadi gundul semuanya. Kajian BMKG, banjir bandang karena penggundulan dan alih fungsi lahan,’’ pungkas dia.

sumber: murianews.com

#Polda Jateng, #Jateng, #Humas Polri, #Polrestabes Semarang, #Polres Rembang, #Polres Demak, #Polres Banjarnegara, #Polres Semarang, #Polres Batang, #Polres Pati, #Polda Kalbar, #Polda Bengkulu, #Polres Mempawah, #Polres Sintang, #Semarang, #Pemkab Banjarnegara, #Kabupaten Banjarnegara, #Rembang, #Batang, #Pati, Demak, #Kota Semarang, #Kalbar, #Bengkulu, #AKBP Tommy Ferdian, #Hendri Yulianto, #Budi Adhy Buono, #Irwan Anwar, #Dandy Ario Yustiawan, #AKBP Fauzan Sukmawansyah

Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.