Sudah Ada 17 Laporan, Tiga Korban Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Teridentifikasi

Avatar photo

BANJARNEGARA, Jateng – Sejak dibukanya posko untuk mengungkap identitas korban pembunuhan berantai sang dukun pengganda uang Tohari alias Slamet warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa Banjarnegara, tercatat sudah ada 17 orang yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya di posko pengaduan Polres Banjarnegara.

 

Warga yang melaporkan kehilangan keluarganya ini berasal dari berbagai daerah, mulai dari Yogakarta, Lampung, Magelang, Wonosobo, serta daerah lainnya. Namun untuk memastikan apakah anggota keluarga mereka menjadi korban pembunuhan berantai sang dukung pengganda uang ini, masih harus menunggu hasil tes DNA dari keluarga.

Hingga saat ini, dari 12 korban pembunuhan berantai sang dukun pengganda uang, baru tiga jenazah yang sudah teridentifikasi dan sudah diserahkan ke pihak keluarga, yakni jenazah Paryanto warga Sukabumi, Irsan dan istrinya Wahyu T warga Lampung. Sehingga, masih ada 9 jenazah yang belum teridentifikasi.

Budi, seorang warga Yogyakarta yang melapor di Posko DVI Polres Banjarnegara melaporkan, bahwa adiknya dinyatakan hilang sejak Nopember 2021. Dirinya sengaja melaporkan kehilangan adiknya ini sebagai ikhtiar apakah dari 9 korban yang belum teridentifikasi ini ada adiknya atau tidak.

“Terakhir saya komounikasi dengan adik saya itu Nopember 2021, dan setelah itu hilang kontak sampai saat ini,” katanya.

Sebelum melakukan komunikasi terakhir dengan sang adik, Budi mengakui jika adiknya ini akan berangkat ek Banyumas dengan temannya. Namun hingga saat ini belum juga ada kabar, pihak keluarga sudah berusaha keras untuk mencari keberadan sang adik yang hilang.

Untuk itu, dirinya masih menunggu hasil tes DNA yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Hal ini sangat penting untuk memastikan, apakah adiknya menjadi korban pembunuhan sang dukun Tohari alias Slamet atau bukan.

“Kita tunggu hasil tes DNAnya, kalau hasil tes nya cocok, berarti benar adik saya menjadi korban pembunuhan Slamet,” ujarnya.

Selain Budi, Nuan Nurohman, warga Wonosobo juga melaporkan sang ayah mertua yang hilang sejak Oktober 2022 lalu, terakhir dia melakukan komunikasi dengan sang mertua dan mengaku sedang berada di perbatasan Wonosobo dan Banjarnegara.

“Kita ikhtiar saja mas, kalau memang ada ayah saya dari 9 jenazah yang menjadi korban pembunuhan itu, ya akan kami bawa dan dimakamkan secara layak,” katanya.

sumber: serayunews

 

Polres Banjarnegara, Kapolres Banjarnegara, Pemkab Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, Banjarnegara, Polres Rembang, Kapolres Rembang, Pemkab Rembang, Kabupaten Rembang, Rembang, Polrestabes Semarang, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kodya Semarang, Polres Batang, Kabupaten Batang, Pemkab Batang, Batang, Polres Pati, Kabupaten Pati, Pemkab Pati, Pati, Polres Demak, Kabupaten Demak, Pemkab Demak, Demak, Polda Jateng, Jateng, PoldaJawaTengah, JawaTengah, Polri, Polisi, Kalbar, Polda Kalbar, KalimantanBarat, Polda Jabar, Jawa Barat, Polres Pangandaran, Pangandaran