Berita  

Puting Beliung Sapu Atap Rumah Warga Bandarharjo Semarang

Avatar photo

Semarang – Delapan rumah di Kelurahan Bandarharjo, Semarang, rusak usai terkena angin puting beliung. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Kerusakan rumah rata-rata terjadi di bagian atap.

“Delapan rumah, itu rusak soalnya disebabkan kena angin puting beliung,” kata Lurah Bandarharjo, Semarang Utara, Semarang, Esti Setiana saat dihubungi, Selasa (17/1/2023).

Menurutnya, kerusakan yang terjadi akibat puting beliung itu tidak terlalu parah. “Nggak roboh itu cuma asbesnya mengelupas semua,” lanjutnya.

Lokasi rumah terdampak berada di RT 1/RW1 Kelurahan Bandarharjo. Angin puting beliung itu hanya berlangsung sekitar 10 menit pada pukul 14.30 WIB.

Salah satu korban, Sumarni (47) menceritakan detik-detik datangnya angin puting beliung di rumahnya. Saat itu, ia sedang bersih-bersih rumah dan tiba-tiba angin itu datang.

“Kan mendung tapi nggak hujan dan itu angin tiba-tiba datang. Tapi nggak separah yang kita kira,” katanya saat ditemui di depan rumahnya.

Angin itu langsung menyapu atap rumahnya yang terbuat dari asbes. Sumarni yang panik langsung membangunkan ibunya yang sedang tidur dan memintanya agar pindah dari kamar. Dia mengatakan peristiwa itu cukup mencekam.

“Saya sampai nangis jerit-jerit, ibu saya kan tidur di kamar depan terus saya suruh bangun, pindah, itu kan pada jatuh semua, ada yang terbang ada yang jatuh ke bawah,” ujarnya.

Beruntung, Sumarni dan ibunya yang saat itu ada di dalam rumah tidak terluka. Namun, usai atap ruang tamu dan kamar rumahnya terlepas disapu angin, hujan datang.

“Jadi basah semua, terus lampu sempat mati tapi menyala lagi, cuma kan lampu saya langsung saya matikan takutnya kan korslet,” katanya.

Menurutnya, ada sekitar empat rumah yang mengalami kerusakan hingga tidak bisa ditempati sementara. Atap rumah di sekitar sana memang hampir semuanya terbuat dari asbes.

Mereka memilih menggunakan atap dari asbes juga bukan tanpa alasan. Menurut Sumarni, atap asbes lebih murah jika ke depan rumahnya harus kembali ditinggikan akibat penurunan muka tanah yang berdampak pada naiknya ketinggian rob.

“Sebelum dibangun banyak yang genting, cuma kan rumah di sini cepat ambles, kaya ngontrak, ini masih berapa tahun saja, 4 tahun. Misalkan rumah sudah tinggi, jalan dinaikkan lagi, otomatiskan rumah kejar-kejaran,” jelasnya.

Beberapa atap rumah warga yang jebol sudah ditambal menggunakan terpal. Sementara Sumarni berencana untuk mengungsi ke rumah kerabatnya karena atap yang jebol terlalu lebar.

#Polrestabes Semarang, #Polres Rembang, #Polres Demak, #Polres Pati, #Polres Banjarnegara, #Polres Semarang, #Polres Batang, #Polres Pangandaran, #Polres Mempawah, #Pemkab Banjarnegara, #Kabupaten Banjarnegara, #Banjarnegara, #Polda Jateng, #Polda Kalbar, #Polda Jabar, #Hendri Yulianto, #Budi Adhy Buono, #Irwan Anwar, #Dandy Ario Yustiawan, #Kapolres Sintang, #AKBP Tommy Ferdian