Mengabarkan Fakta
Indeks

Puluhan Desa di Demak Terdampak Banjir Rob, Terparah Sayung

DEMAK, Jateng – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), mencatat ada puluhan desa di empat kecamatan di Demak yang dilanda banjir rob sejak Jumat-Selasa (12-16/5/2023). Dari puluhan desa itu yang paling parah terdampak rob berada di wilayah Kecamatan Sayung dengan ketinggian air mencapai 100 sentimeter (cm).

Berdasarkan data Pusdalops BPBD Demak yang diterima Solopos.com, Selasa (16/5/2023), empat kecamatan yang masih mengalami fenomena banjir rob hingga saat ini berada di Kecamatan Sayung, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Bonang, dan Kecamatan Wedung. Ketinggian banjir rob bervariasi mulai dari 20 cm hingga paling parah mencapai 100 cm.

“Cukup parah ada di Sayung di Sriwula, Bedono, Timbulsloko, Sidogemah, dan Surodadi. Kemudian di Bonang di Margolinduk, Morodemak, dan Purworejo,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho.

Secara terperinci, puluhan desa yang terdampak banjir rob yakni di Sayung sebelah utara ada di Sriwulan, Purwosari, Bedono, Timbulsloko, Sidogemah, Surodadi, Banjarsari, Sidorejo, Tugu, Gemulak. Sedangkan di sebelah selatan ada di Sayung, Loreng, Tambakroto dan Kalisari.

Kemudian di Karangtengah ada di Tambakbulusan dan Wonoagung. Sedangkan di Bonang ada di Margolinduk, Morodemak, Purworejo, Tridonorejo dan Gebang. Terakhir di Wedung berada di Desa Wedung (Dukuh Siklenting, Onggojoyo), Kedungmutih dan Babalan.

Saat ditanya mengenai langkah atau antisipasi yang bakal diambil BPBD Demak untuk mengatasi fenomena rutin tiap tahun ini, Agus mengaku tak bisa berbuat banyak. Sebab, kewenangan tersebut sejatinya berada di tangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng dan pemerintah pusat.

“Sebenarnya, permasalahan banjir rob itu sudah merupakan kewenangannya pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, sudah bukan porsi Pemerintah Kabupaten Demak,” akunya.

Tol Semarang-Demak
BPBD Demak pun mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap banjir rob yang masih menghantui hingga beberapa hari kedepan. Khususnya, pada waktu air rob naik yakni mulai pukul 13.00 WIB hingga 19.00 WIB.

Sementara itu, warga Desa Sayung Lor, Kecamatan Sayung, Ibrahim, 37, menyebut banjir rob yang terjadi dua tahun terakhir ini benar-benar berbeda dibanding tahun sebelumnya atau sebelum adanya Tol Semarang-Demak. Sebelumnya, banjir rob hanya setinggi mata kaki namun akhir-akhir ini bisa nyaris selutut orang dewasa.

“Hampir selutut [ketinggian air]. pokoknya semenjak ada tol mulai sering. Sebelumnya jarang atau misal terjadi enggak separah ini. Di tambah depan sana juga ada perbaikan jalan, wah tambah macet parah kalau sore-sore begini,” beber Ibrahim.

Ibrahim berharap, Tol Semarang-Demak yang sebelumnya digadang-gadang sebagai penanggulangan rob bisa benar-benar terealisasi. Sebab, fenomena banjir rob yang terjadi tiap hari ini benar-benar menggangu masyarakat sekitar maupun luar Demak yang turut melintas di Jalan Pantura Semarang-Demak.

“Harapannya ya yang katanya tanggul laut itu benar-benar jadi tanggul, benar-benar terpenuhi sesuai kegunaan. Agar penanggulangannya jadi riil [benar] terbukti,” harap bapak dua anak itu.

Sumber: solopos.com

 

Polres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo, AKBP SIGIT, Sukoharjo, Polres Rembang, Polres Pati, Polrestabes Semarang, Polres Humbahas, Polres Pangandaran, Polres Batang, Polda Sumut, Polda Jateng, Jateng