Berita  

Produksi Gabah di Pati Diprediksi Turun Drastis Akibat Banjir

Avatar photo

PATI, Jateng – Tahun 2023 menjadi tahun terburuk bagi produksi gabah di Kabupaten Pati dalam kurun empat tahun terakhir. Grafik gabah tahun ini jatuh ke angka terendah dari tahun-tahun sebelumnya.

Prediksi menurunnya jumlah gabah diungkapkan oleh Bagian Statistik Tanaman Pangan Dinas Pertanian (Dispertan) Pati Zabidi tempo hari. Zabidi menyebut penurunan gabah merupakan dampak bencana banjir yang terjadi pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Dispertan Pati sejak periode Desember 2022 hingga Januari 2023, bencana banjir telah merendam sebanyak 7.242 hektare lahan pertanian. Akibatnya sebanyak 6.641 hektare sawah di antaranya mengalami puso atau gagal panen.

“Puso tahun ini jauh lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Sehingga jumlah produksi gabah diprediksi jauh lebih rendah,” kata Zabidi sesuai acara Sosialisasi

Sensus Pertanian di Pendopo Kabupaten Pati belum lama ini.

Sebelum tahun 2023, kejadian gagal panen terbesar Kabupaten Pati tercatat pada tahun 2021 lalu.

Turunnya gabah di tahun itu juga disebabkan bencana banjir yang melanda persawahan. Hanya saja jumlah lahan yang mengalami puso jauh lebih kecil, yakni hanya sekitar 4 ribu hektare saja.

Sedangkan untuk jumlah gabah dalam tiga tahun terakhir Kabupaten Pati cukup dinamis. Mulai dari 593.000 ton (2020), turun akibat gagal panen menjadi 549.005 ton (2021) dan kembali normal normal 588.697 ton (2022).

“Kira-kira di tahun 2023 angka gabah di bawah tahun 2021 lalu, karena pusonya lumayan tinggi,” lanjutnya.

Zabidi mengatakan untuk mengurangi rendahnya angka produksi gabah tahun ini, pihak dinas telah menyalurkan bantuan bibit padi ke para petani. Sebanyak 3 ribu bibit padi dari pemerintah pusat telah diserahkan ke petani yang terdampak.

Walau begitu Zabidi mengakui jumlah tersebut belum dapat membantu semua petani yang terdampak banjir. Mengingat pihaknya terkendala dengan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat mengenai penerima bantuan bibit padi yang diberikan.

“Mereka (para petani) harus terdaftar di kelompok tani dahulu sebagai syarat penerima bantuan ini. Sebab belum semua petani yang terdampak masuk, jadi bantuan yang diberikan belum merata,” terangnya.

Sementara itu, Salah seorang petani asal Desa Kedalingan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati Anang (24) mengatakan, kejadian banjir bandang awal tahun cukup merugikan para petani. Meski tidak terdampak secara langsung, dirinya sempat dihantui gagal panen.

“Kemarin yang terkena banjir untungnya di kebun saja. Sedangkan sawah alhamdulillah aman,” kata Anang.

Tahun ini Anang bersyukur dapat panen padi dua kali. Pasalnya sawah disekitarnya banyak yang gagal panen tahun ini. (aslama)

Sumber: muria.suaramerdeka.com

 

Polres Pati, Kapolres Pati, Pemkab Pati, Kabupaten Pati, Polres Sukoharjo, Polres Rembang, Polda Jateng, Jateng, Polres Humbahas, AKBP Hary Ardianto, Polda Sumut, Polres Lamandau, AKBP Bronto Budiyono, Polda Kalteng, PolisiNgajiPolisiNyantri, SeduluranSaklawase