Permintaan Hewan Kurban di Semarang Melonjak Drastis pada Idul Adha Tahun Ini

Avatar photo

SEMARANG, Jateng – Jelang Hari Raya Idul Adha tahun 2023 ini menjadi berkah bagi sebagian penyedia hewan kurban.

Di Kota Semarang, berkah ini di antaranya dirasakan Ghofar Ismail (34), penjual hewan kurban di lapangan Jolotundo, Gayamsari.

Menurut dia, permintaan hewan kurban tahun ini meningkat hampir 100 persen dibandingkan tahun lalu.

“Alhamdulillah, antusias masyarakat untuk berkurban tahun ini luar biasa. Ada pengaruh besar terhadap penjualan hewan kurban di sini, permintaan naik hampir dua kali lipat,” kata Ismail, Senin (26/6/2023).

Disebutkan Ismail lebih lanjut, khusus momen Idul Adha tahun ini ia menyediakan stok awal kambing kurban mencapai 72 ekor dan sapi sebanyak 21 ekor.

Jumlah itu ia tingkatkan dari persediaan tahun lalu dan juga stok harian kambing untuk akikah.

Tingginya permintaan tahun ini menurutnya membuat stok sapi yang tersedia ludes terjual hingga ia pun sampai menambah pasokan. Begitu juga kambing kurban yang kini tersisa belasan ekor saja.

“Sapi sebelumnya ada stok dua ekor sisa tahun 2022. Lalu untuk Idul Adha tahun ini kami datangkan 19 ekor. Kami tambah stok tiga ekor lagi dan sampai detik ini sudah laku 22 ekor, tinggal dua ekor saja.

Sedangkan kambing awalnya sedia 72 ekor, sudah laku 50 ekor lebih, tinggal kurang dari 20 ekor,” ujarnya.

Sementara itu, Ismail menuturkan, terkait dengan penambahan persediaan kambing maupun sapi ia melihat dari permintaan konsumen ke depannya.

Ia memperkirakan, puncak permintaan hewan kurban biasanya akan terjadi H-1 Idul Adha.

“Hari Rabu nanti puncaknya (permintaan paling tinggi. Kalau soal persediaannya, mengikuti permintaan nanti,” tambahnya.

Di sisi itu, Ismail menambahkan, di tengah tingginya permintaan ini menurutnya pasokan mencukupi.

Ia menyebut, ia mendapat stok hewan kurban dari peternak wilayah Jawa Timur dan wilayah sekitar Semarang.

“Kalau dari Jawa Timur, kami ambil dari Ponorogo. Sedangkan dari Jawa Tengah, yang dekat-dekat sini seperti Ungaran,” ujarnya.

Ia mengatakan, adapun terkait harga hewan kurban tahun ini tak begitu banyak mengalami perubahan dibandingkan tahun lalu.

Hanya untuk hewan sapi saja yang menurutnya sedikit ada kenaikan.

“Harga kambing mulai Rp 2 juta sampai Rp 6 jutaan. Kalau sapi mulai Rp 21 juta hingga Rp 28 jutaan. Harganya masih cukup stabil, misalnya sapi itu naiknya kisaran Rp 1 juta sampai Rp 2 juta,” imbuhnya.

Tingginya animo masyarakat untuk berkurban tahun ini juga diakui pihak rumah potong hewan (RPH) dan budidaya hewan potong BHP Penggaron. Kepala Unit, Ika Nurawati mengatakan, banyak di antara warga kini sudah kembali untuk menyembelih hewan kurban di lingkungan masjid masing-masing.

“Animo masyarakat tahun ini sangat tinggi untuk menyembelih di lingkungan masjid masing-masing, karena pandemi sudah dinyatakan usai. Sapi stok sudah ada, (namun) dibanding tahun kemarin ada penurunan,” kata Ika.

Ika lantas menambahkan, RPH kota Semarang berupaya untuk membantu warga yang akan menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban. Upaya itu yakni melalui pelatihan Juleha (juru sembelih halal) yang merupakan kolaborasi antara Juleha Cabang Kota Semarang, RPH dan PDHI (perhimpunan dokter hewan Indonesia).

“(Tanggal 18 Juni lalu) kami menggelar Juleha, pesertanya tembus 145 orang dari rencana target 100 peserta. Peserta ini dari takmir masjid se-Kota Semarang dan ada beberapa peserta dari Wonogiri dan Pemalang,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dinakkeswan) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Agus Wariyanto sebelumnya menyebutkan, hewan ternak untuk persiapan kurban di Jateng saat Idul Adha tahun ini mencukupi dan bahkan surplus.

“Kebutuhan hewan kurban di Jawa tengah untuk idul adha ini dari pengalaman (tahun) lalu ada 372 ribu ekor, saat ini kebutuhannya tersedia hampir 400 ribu ekor. Ini kita surplus sekitar 26.000 ekor,” kata Agus, baru-baru ini.

Menurut Agus, Jawa Tengah sendiri merupakan lumbung ternak dengan populasi yang memadai. Dia menyebutkan, hewan ternak di Jateng dipasok ke daerah lain seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan bahkan luar pulau seperti Kalimantan Tengah.

Namun demikian, kata dia, kebutuhan hewan kurban di Jateng juga mendapat suplai dari wilayah Jawa Timur terutama untuk sapi jenis Madura.

“(Suplai) kita bukan hanya Jateng. Pengiriman sampai ke Jabodetabek. Daerah Jateng seperti Pati (sampai ke san). Kemudian Magelang, ada yang sampai ke Kalimantan tengah. Kita juga dapat dari Jatim. Pada neracanya, kita masuk untuk persiapan.

Populasi sapi potong kita itu 1,8 juta ekor. Kemudian untuk populasi kambing sekitar 3,8 juta ekor, dan untuk domba itu sekitar 2,3 juta ekor,” rincinya.

Di sisi itu Agus menambahkan, masyarakat saat ini masih perlu tetap waspada terkait dengan penyebaran penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) dan penyakit mulut dan kuku (PMK).

“PMK belum selesai walaupun sangat drastis penurunan (kasus)-nya, tinggal sisa-sisa saja. Kemudian juga sempat muncul LSD, sehingga menjelang idul adha kita persiapan dengan melakukan rapat koordinasi baik bersama (pemerintah) pusat maupun kabupaten/kota se-Jateng.

Berikutnya, untuk kurban ini dua minggu sebelumnya akan turunkan dokter hewan. Kami juga kerjasama dengan Undip untuk menurunkan mahasiswanya untuk membantu dalam pengawasan,” terangnya.

sumber: TribunJateng.com

 

Polrestabes Semarang, Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, Kota Semarang, Pemkot Semarang, Polres Sukoharjo, Polres Rembang, Polda Jateng, Jateng, Polres Humbahas, AKBP Hary Ardianto, Polda Sumut, Polres Lamandau, AKBP Bronto Budiyono, Polda Kalteng, PolisiNgajiPolisiNyantri, SeduluranSaklawase