Peran Dasawisma Demak Diharapkan Tekan Angka Stunting di Jateng

Avatar photo

 DEMAK – Dasawisma di Kabupaten Demak, Jawa Tengah mendapat pelatihan pendampingan ibu hamil dan menyusui, mereka diharapkan turut menekan angka stunting di Jawa Tengah.

Acara diikuti 20 Dasawisma dari 10 desa lokus stunting di Kabupaten Demak, yakni yakni, Desa Raji, Turirejo, Tedunan, Sedo, Margolinuk, Morodemak, Tlogoboyo, Betahwalang, Sukodono, dan Desa Karangrejo.

Untuk diketahui, pelatihan ibu hamil dan menyusui dilakukan  di 14 kabupaten lokus stunting di Provinsi Jawa Tengah, dalam rangkaian Gotong Royong Cegah Stunting  (Gong Ceting) program matching fund Kedaireka tahun 2022.

Narasumber kegiatan sekaligus dari tim ITEKES Cendekia Utama Kudus, Ervi Rachma Dewi mengatakan, tujuan kegiatan dilakukan untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap stunting.

“Serta mengoptimalkan potensi sumber daya lokal yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam untuk mendukung upaya percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Demak,” terangnya  katanya, Sabtu (12/11/2022).

Adapun pelaksanaan Gong Ceting  di Kabupaten Demak dilakukan oleh ITEKES Cendekia Utama Kudus kerja sama dengan Universitas Alma Ata Yogyakarta.

Dikatakan, dasawisma merupakan masyarakat yang lebih dekat dengan ibu hamil dan menyusui, sehingga kelompok ini diharapkan berperan penting sebagai penggerak di masyarakat.

“Diharapkan mampu berperan penting sebagai penggerak di masyarakat serta membantu kader dan tenaga kesehatan dalam upaya percepatan penurunan angka stunting,” kata Ervi.

Rangkaian acara acara meliputi, pretest yang berisi soal-soal tentang ibu hami dan ibu menyusui, dilanjutkan dengan pemberian materi tentang pendampingan ibu hamil dan ibu menyusui, dan praktik konseling pada ibu hamil atau menyusui dan diakhiri dengan postest selama tiga hari pada akhir Oktober lalu di Balai Desa  Bonang.

Salah satu peserta pelatihan, Jayanti mengatakan, bahwa di Demak sendiri masih terdapat mitos-mitos yang berkenaan dengan ibu hamil dan menyusui.

“ Salah satunya membuang ASI pertama setelah selesai persalinan,” katanya mencontohkan.

Padahal, lanjut dia, ASI pertama yang keluar (kolostrum) kaya akan antibodi, vitamin A dan protein yang bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Ervi Rachma Dewi yang juga dosen ITEKES Cendekia Utama, menambahkan bahwa para peserta diharapkan bisa mendampingi ibu hamil dan menyusui di lingkungan masing-masing.

“Ibu dasawisma dapat mengemban tugas, fungsi, dan peran sosialnya dalam mendampingi ibu hamil dan menyusui sehingga dapat berperan membantu  percepatan penurunan stunting di Provinsi Jawa Tengah,”