Pemuda asal Mateseh Semarang Dihajar 5 Orang hingga Tewas, Begini Kronologinya

Avatar photo

SEMARANG – Kasus kematian Muhammad Alif Anwar, 17, yang meninggal di dalam kamar rumah temannya di komplek perumahan Emerald Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, akhirnya terungkap.

Korban meninggal akibat dipukuli anak pemilik rumah bersama lima orang temannya.

Pelaku Bagus, akhirnya diamankan anggota Satreskrim Polrestabes Semarang Kamis (14/9) malam.

Hasil pengembangan, berhasil diamankan lima orang pelaku lainnya di rumah masing-masing hari itu juga.

Lima pelaku lain adalah Agung Rahmanto, 26, Mika Faqih, 19, Plateau Malik, 21, Haidar Saputra, 21, Muhammad Haris, 20. Semuanya warga Kecamatan Tembalang.

“Tersangka ada enam orang, sudah dewasa semua. Kalau korbannya masih di bawah umur,” ungkap Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Semarang AKP Dionisius Yudi Christiano di Polrestabes Semarang Jumat (15/9) sore.

Penganiayaan dipicu masalah antara Bagus Putra Pratama dengan korban, terkait uang. Korban diduga mencuri uang milik Bagus.

Bagus mengatakan, uangnya di dalam dompet hilang, yang diduga dicuri oleh korban, seminggu sebelum kejadian.

“Uang Rp 600 ribu dicuri, waktu dia menginap tidur di rumah saya. Dia sering tidur di tempat saya, juga dekat dengan keluarga saya,” katanya.

Korban dijemput oleh tersangka Mika, Haris, Haidar, Dani, di daerah Pucanggading, Mranggen Kabupaten Demak.

Setelah bertemu, kemudian dibawa ke tempat tongkrongannya di sebuah warnet daerah Klipang, Tembalang.

Sedangkan tersangka Haris berpisah dengan rombongan untuk membeli minuman beralkohol jenis ciu, di Blancir, Mranggen.

“Saya tanya, uangnya habis buat apa saja, bisa dikembalikan apa enggak. Tapi malah berbelit belit, ngakunya buat jajan, sudah habis,” beber Bagus.

Karena emosi, Bagus memukuli Alif dan diikuti tersangka lain. Setelah dikeroyok, korban dibawa pulang ke rumah Bagus dalam kondisi lebam-lebam.

Bahkan, Bagus juga sempat memberikan kabar kepada keluarga korban bahwa Alif dikeroyok orang tak dikenal.

“Saya rawat di rumah saya. Setelah meninggal, saya ngaku jujur sama orangtua, kalau saya pukuli. Orang tua saya juga syok,” ujarnya.

Sementara, tersangka Haris mengaku ikut memukul korban. Saat itu ia dalam kondisi terpengaruh minuman ciu. Sampai sekarang, para tersangka masih mendekam diruang tahanan Mapolrestabes Semarang.

sumber: radar

 

Polrestabes Semarang, Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, Kota Semarang, Pemkot Semarang, Polda Jateng, Jateng, Kabidhumas Polda Jateng, Bidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Lutfi

Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.