Berita  

Pelaku Prostitusi Online di Semarang Pindah Hotel Tiap 3 Hari, Layani 7 Tamu Semalam

Avatar photo

SEMARANG – Prostitusi online melalui aplikasi marak di Kota Semarang. Cara demikian lebih sulit diberantas atau dijerat hukum.

Karena mereka secara pribadi menawarkan diri melalui aplikasi tertentu. Kemudian pria hidung belang memesan jasa seks tersebut melalui aplikasi. Baru kemudian transaksi bertemu secara offline di hotel.

Tribunjateng.com melekaukan penelusuran dan bertemu dengan pelaku prostitusi online, atau Pekerja Seks Perempuan (PSP). Mereka mengaku tinggal di hotel atau apartemen. Bahkan mereka dengan bebas memasukkan tamu laki-lakinya ke dalam kamar.

Begitu masuk ke aplikasi Michat segera disambut penawaran bermacam-macam oleh PSP lengkap dengan tarifnya. Pada aplikasi itu berderet wanita penjaja seks yang menawarkan jasa tanpa perantara muncikari.

Rata-rata wanita penjaja seks itu menawarkan tarif kencan kilatnya kepada pria hidung belang kisaran Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta dan dibayar di tempat. Tarif yang ditawarkan sudah termasuk kamar hotel.

Setelah ada kesepakatan tarif, sang wanita menunjukkan lokasi hotel yang digunakan untuk kencan kilat. Tarif yang telah disepakati itu dibayar setelah berkencan.

Melati seorang wanita penjaja seks membuka praktiknya di kamar hotel di Kota Semarang.

Melati mengaku merasa aman membuka praktik di kamar hotel. Dalam satu malam dia mengaku bisa melayani 7 pria hidung belang. Tarif short time (ST) itu kisaran Rp 250 ribu.

“Tidak pernah ada gerebekan Mas,” tuturnya saat berada di kamar hotel.

Dia katakan harga tarif kamar hotel yang harus dibayar untuk praktik esek-esek sebesar RP 250 ribu per hari. Namun dirinya tidak pernah menetap di satu hotel untuk praktik esek-esek.

“Jadi setiap tiga hari sekali pindah hotel,” imbuhnya.

Pengusaha hotel Bambang Mintosih mengatakan, praktik prostitusi online biasanya di hotel tak berbintang. Dirinya mengklaim hotel berbintang tidak pernah dijadikan tempat prostitusi.

“Kalau hotel-hotel bintang aman-aman saja. Biasanya kalau yang kayak gitu di hotel yang tidak ada bintangnya,” jelasnya.

Menurutnya saat ini praktik prostitusi online di hotel terus diminimalisir. Namun hal itu tidak mudah untuk mendeteksi wanita penjaja seks yang menyaru sebagai tamu hotel.

“Mereka tampilan seperti anak kuliahan dan itu mereka juga sering berpindah-pindah. Takut salah juga,” ujarnya.

Biasanya sekuriti telah mendeteksi para penjaja seks yang menyaru sebagai tamu hotel. Jika ketahuan maka penjaja seks langsung dilaporkan ke polisi.

“Kalau tamunya datang sendiri. Tiba-tiba ada orang lain. Nanti ditanya siapa itu mbak. Apalagi yang menetap lama pasti akan ketahuan. Jika terbukti dilaporkan ke polisi. Jadi sekarang sudah ketat,” kata dia.

sumber: TribunJateng.com

 

Polrestabes Semarang, Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, Kota Semarang, Pemkot Semarang, Polda Jateng, Jateng, Kabidhumas Polda Jateng, Bidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Lutfi

Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.