Pasca Pemilu 2024, Polri Ajak Ponpes Al Istiqlaal Al Islamy Cegah Hoaks dan Isu Sara

Avatar photo

CIANJUR – Para santri Pondok Pesantren Ponpes Al Istiqlaal Al Islamy Cianjur, Jawa Barat menyerukan pesan perdamaian untuk segenap elemen bangsa pasca Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, melalui kegiatan doa bersama, Jumat (23/02/2024).

Menurut pengasuh Ponpes Al Istiqlaal Al Islamy, acara Silaturahmi dan sosialisasi anti Hoaks dan hate speech (ujaran kebenciaan) pasca pemilu 2024 yang aman dan kondusif dilaksanakan untuk mengajak masyarakat agar di tengah pesta demokrasi lima tahunan ini tetap menjaga suasana yang sejuk dan damai.

KH. Jalaludin menilai saat ini memang salah satu yang mengkawatirkan adalah semakin maraknya berita bohong (Hoaks) dan ujaran kebenciaan pasca hasil penetapan penghitungan cepat (Real Count) KPU dan isu lainnya.

“Oleh karenanya kami mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan tidak terpancing isu Hoaks juga mengumbar ujaran kebencian. Jangan saling menjatuhkan antar saudara sendiri hanya karena beda pilihan politik,” imbaunya.

Dikatakan Jalaludin, Pemilu bukan media untuk memecah-belah tetapi alat menguatkan kebhinekaan atau keberagaman Bangsa,

“Kami berharap pasca Pemilu 2024 berjalan aman dan damai demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah diperjuangkan oleh para pendahulu kita,” katanya.

Setelah aca ini, harapannya para santri semakin mengerti bahaya hoaks bisa menjadi penyaring sekaligus mengklarifikasi hoaks yang beredar, “Saya yakin santri di sini sebenarnya tidak terpengaruh hoaks, karena diharuskan tabayun (Klarifikasi) dalam menerima informasi apapun. Tapi justru peran santri ini penting untuk turut sosialisasikan anti Hoaks terutama pasca Pemilu ini,” harapnya

Sementara itu, pengasuh pondok pesantren Ponpes Al Istiqlaal Al Islamy berharap, pesantren ikut andil dan berperan aktif dalam menciptakan Sitkamtibmas yang aman, damai dan berkualitas.

“Tapi saya pastikan Santri di sini tidak akan percaya hoaks. Ada keharusan tabayun ketika menerima informasi. Jangankan berita atau informasi. Ilmu saja harus mengacu ke kitab,” tutupnya.