Berita  

Orang Tua Korban Pengeroyokan Santri di Temanggung Tak Terima Anaknya Dituduh Mencuri

Avatar photo

TEMANGGUNG – Orang tua korban pembunuhan di salah satu Pondok Pesantren di Kecamatan, Pringsurat, Temanggung, memenuhi panggilan Polres Temanggung sebagai saksi, pada Rabu, (20/9).

Muhammad Nur Ferdiansah (15) atau kerap dipanggil Ferdi meninggal pada Minggu (10/9/23) dikeroyok oleh teman-temannya berjumlah 8 orang.

Pihak yang hadir memenuhi panggilan Polres yaitu, Ibu, Ayah dan saudara sepupu, serta didampingi LBH.

Baca Juga: 120 Pelajar Kota Magelang, Ikuti Bedah Buku Museum BPK RI

Ibu Ferdi yang sampai saat ini masih belum bisa menerima anaknya meninggal, di tangan teman-temannya datang membawa bukti adanya pembullyan di Ponpes itu. Menurut dia ada kejanggalan sebelum anaknya meninggal.

“Kami juga masih tidak terima bahwa anak kami dituduh mencuri, padahal kebutuhan selalu tercukupi, makan juga sudah dapet dari situ. Kebutuhan ferdi seperti sabun, parfum, sikat gigi, selalu kami penuhi tapi juga sering hilang, sepatu, sandal, sarung, hampir 6 kali sampe hilang, ada suatu waktu dia minta dibawain dalam waktu, ” Kata Sutarmi Ibu Korban.

Sebagai ibu, ia merasa curiga anaknya dibully ketika tidak ada sambangan atau penjengukan yang sebelumnya rutin dilakukan pada minggu pahing dan minggu legi. Kecurigaan sudah ia rasakan pada bulan muharram itu.

Baca Juga: Menuju WBK, Evaluator KemenPAN-RB Tinjau Disdukcapil

“Namun pihak ponpes memberi kelonggaran untuk menitipkan keperluan melalui pengasuh. Pada waktu itu anak kami menemui pada saat jam istirahat. Dengan mengasih semua keperluan termasuk uang saku Rp.300 ribu, setelah 5 hari ia minta uang kembali karena berhutang ke pengasuh bernama Dian sebesar 80 ribu.” Lanjutnya.

Kemudian dari kesaksiannya pada saat sambangan pada tanggal 13 Agustus ia melihat ada luka di mata korban, namun saat dikonfirmasi korban mengaku karena terjatuh.

“Terakhir sambangan pada tanggal 3 September dengan membawa titipan temannya jaket, tetapi dia hanya diam dan menunduk, ” ceritanya.

Baca Juga: Makan Nasi Padang di Bioskop, TikToker Ini Habis Dihujat Netizen

Pihaknya diberitahu bahwa anaknya telah meninggal pada saat sebelum sholat isya. Diketahui korban mengalami luka dan dibawa ke Klinik di wilayah Grabag pukul 09:30. Kemudian dirinya bergegas menuju RSUD Temanggung tempat anaknya akan diotopsi.

“Ada banyak kejanggalan disini, padahal nomor telepon saya sudah ada disana kenapa baru dikabari di jam segitu,” sesalnya.

 

Polda Jateng, Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Lutfi, Kabidhumas Polda Jateng, Bidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, Polres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo, Ajun Komisaris Besar Polisi Sigit, Polres Rembang, Kapolres Rembang, Ajun Komisaris Besar Polisi Suryadi, Polres Pati, Kapolresta Pati, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Polres Banjarnegara, Polrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, Polres Sragen

Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.