Mengabarkan Fakta
Indeks

Monumen Motor Ringsek di Mangkang dan Cerita Penjaga Warung di Dekatnya

SEMARANG, Jateng – Bangkai motor bebek yang ringsek hingga hampir terlipat itu bertengger di atas tiang besi, bernaung di bawah pepohonan di depan Terminal Mangkang Semarang. “Jangan Ikuti Jejak Saya,” tulis peringatan pada papan di bawahnya.

Monumen itu dipasang Satlantas Polrestabes Semarang sejak tahun 2016. Dulunya monumen pengingat titik rawan kecelakaan itu tampak jelas dari jalan. Sekarang, sudah ada beberapa pohon peneduh di dekatnya.

“Iya, saya diberitahu itu sudah ada dari 2016,” kata Gina, penjaga warung di dekat monumen tersebut, Rabu (6/9/2023).

Selama dua tahun menjaga warung itu, Gina mengaku sering tahu ada kecelakaan di sekitar Terminal Mangkang.

“Sering sekali. Pertengahan Agustus kemarin ada yang jatuh dari motor dan terlindas truk, tapi bukan di depan sini, ke sana (menunjuk arah timur). Kalau yang saya lihat sendiri itu bus oleng menimpa ruko, untungnya bus dan rukonya kosong (bus tidak ada penumpang). Sudah agak lama itu,” ujarnya.

Terpisah, Kasat Lantas Polrestabes Semarang, AKBP Yunaldi mengatakan monumen itu untuk mengingatkan para pengguna jalan agar berhati-hati alias bukan untuk mengenang peristiwa tertentu.

“Monumen itu untuk mengingatkan pengendara,” kata Yunaldi saat ditemui di sela Bakti Sosial dalam rangka HUT Lantas Bhayangkara ke-68 di Pos Simpang Lima Semarang.

Yunaldi menyebut Mangkang termasuk salah satu daerah rawan kecelakaan karena merupakan perbatasan dan banyak kendaraan besar lintas daerah.

“Ada kawasan yang kadang terjadi kecelakaan di situ. Terutama jalur Pantura itu yang perlu untuk mengingatkan masyarakat. Kendaraan antar kota di situ, lebih cepat kecepatannya. Harus hati-hati, jaga jarak, jangan terlalu mepet kendaraan besar. Kesenggol jatuh, bahaya,” jelasnya.

Yunaldi juga menambahkan data soal pelanggaran lalu lintas di Kota Semarang. Dalam Operasi Zebra Candi 2023 yang saat ini berlangsung, dalam sehari bisa lebih dari 400 pelanggaran yang terekam ETLE. Pelanggaran mayoritas yaitu tidak pakai helm dan lawan arah.

“Ada tindakan hukum target 300 pelanggaran di ETLE. Dua hari berjalan kita menindak secara ETLE dalam sehari di atas 400 pelanggaran. Bukan berarti senang menindak, tapi diharapkan tertib lalu lintas untuk menurunkan angka kecelakaan di wilayah kita,” jelasnya.

Soal data kecelakaan, Yunaldi menyebut saat ini ada penurunan jumlah korban meninggal dunia.

“Angka kecelakaan turun. Data kecelakaan enam bulan terakhir dibanding akhir tahun 2022, dari 114 meninggal bulan Juli sampai Desember, jadi 94 meninggal di Januari sampai Juni 2023. Ini masih tinggi di Kota Semarang,” terangnya.

sumber: detikjateng

 

Polrestabes Semarang, Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, Kota Semarang, Pemkot Semarang, Polda Jateng, Jateng, Kabidhumas Polda Jateng, Bidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Lutfi

Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.