Meski Musim Kemarau, Stok Pangan di Banjarnegara Masih Terjaga

Avatar photo

BANJARNEGARA, Jateng – Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah optimistis stok pangan di wilayah setempat masih terjaga saat musim kemarau.

“Selain masih ada potensi panen, hal itu juga karena banyak petani di Banjarnegara yang menunda jual gabah hasil panen musim tanam pertama,” kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Singgih Haryono di Banjarnegara, Kamis.

Menurut dia, keputusan petani untuk menunda penjualan gabah itu dilakukan karena saat panen, pemerintah menggelontorkan bantuan pangan sehingga harga gabah “terpukul”.

Ia mengatakan sebenarnya tidak masalah penyaluran bantuan pangan dilakukan kapanpun, baik saat panen maupun musim kemarau.

“Namun sebaiknya rekanan Badan Pangan Nasional menyerap gabah atau beras hasil panen petani setempat untuk digunakan sebagai bantuan pangan. Ini kemarin, berasnya entah dari mana, sehingga gabah petani kita ‘terpukul’,” katanya menjelaskan.

Disinggung mengenai langkah antisipasi dampak kekeringan pada musim kemarau, dia mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah, antara lain mobilisasi alat dan mesin pertanian terutama pompa air untuk daerah-daerah masih memungkinkan dilakukan pompanisasi karena adanya mata air.

Menurut dia, pihaknya juga menyosialisasikan rencana pengeringan atau perawatan saluran irigasi teknis agar tidak sampai ada tanaman padi yang masih membutuhkan banyak air ketika kegiatan tersebut berlangsung.

Selain itu, kata dia, petani dianjurkan menanam padi varietas umur pendek.

“Yang lebih penting lagi sebenarnya, bagaimana pemeliharaan sumber-sumber mata air. Sementara ini sumber mata air jarang dimiliki oleh pemerintah,” kata Singgih.

Ia mengatakan di Banjarnegara terdapat sejumlah mata air yang strategis, salah satunya Kali Sapi yang hingga saat ini masih dimiliki perorangan.

Berdasarkan hasil diskusi dengan petani yang selama ini memanfaatkan sumber mata air Kali Sapi, kata dia, diketahui jika saat sekarang sumber mata airnya sudah mulai mengecil karena adanya konversi penggunaan lahan di sekitarnya.

“Dulunya di sana (sumber mata air, red.) banyak tanaman-tanaman yang rimbun, sekarang dikonversi menjadi tanaman semusim, bahkan ada ketela pohon dan sebagainya,” jelasnya.

Ia mengatakan jika sumber mata air tersebut dibeli oleh pemerintah, pihaknya bisa mempertahankan fungsi mata air dengan memelihara kelangsungan sumber air di antaranya melalui penanaman tanaman yang bisa menangkap dan menyimpan air.

Menurut dia, pihaknya juga telah memiliki desain rencana pemanfaatan Kali Sapi melalui pompanisasi untuk mengairi daerah-daerah lahan kering di sekitar Kecamatan Purwanegara.

“Itu kalau bisa memanfaatkan Kali Sapi, lumayan, meskipun peruntukannya bukan untuk sawah karena di sana sudah berkembang aneka tanaman sayuran, sehingga tidak membutuhkan banyak air,” tegasnya.

Ia mengatakan petani-petani di sekitar Kecamatan Purwanegara ketika musim kemarau harus membeli air untuk menyiram tanaman di lahan mereka.

sumber: antara

 

Polda Jateng, Jateng, Polrestabes Semarang, Polres Rembang, Polres Sukoharjo, Polres Pati, Polres Batang, Polres Humbahas, Polda Sumut, Kapolres Sukoharjo, AKBP SIGIT, AKBP Hary Ardianto, Polres Banjarnegara