Pati – Tercatat sebanyak 80 sapi di Kabupaten Pati terjangkit Lumpy Skin Diease (LSD) atau cacar ternak. Para peternak di kota Bumi Mina Tani pun diminta waspada.
Sapi-sapi yang dinyatakan terjangkit LSD itu tersebar di beberapa kecamatan. Di antaranya Kayen, Tambakromo, Jakenan dan Tlogowungu. Kasus LSD di Kabupaten Pati sendiri pertama kali ditemukan di Desa Maitan, Kecamatan Tambakromo pada awal Desember 2022.
Setelah itu, perlahan kasus ditemukan di wilayah lain.
’’Kasus LSD di Kabupaten Pati laporan terakhir sekitar 80 ekor. Tersebar di beberapa wilayah. Wilayah Kayen, Tambakromo, Jakenan dan Tlogowungu,’’ ujar Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati Andi Hirawadi, Jumat (3/2/2023).
Ia mengungkapkan ciri-ciri hewan ternak yang terjangkit penyakit ini ada bentolan seperti cacar di kulit hewan. Sebelumnya, ternak mengalami demam kemudian diikuti timbulnya bentolan-bentolan. Andi menyebut tingkat kematian akibat penyakit ini rendah. Selain itu, penyakit ini tidak menular pada manusia.
’’Ini akibat virus seperti cacar. (tingkat, red) Kematiannya rendah, tidak seperti PMK. Penularannya lewat lalat dan nyamuk. Tidak menular ke manusia. Cuma kualitas dagingnya menurun,’’ tutur dia.
Meskipun demikian, peternak diminta waspada dan melaporkan kepada dinasnya apabila ternaknya mempunyai gejala cacar ternak. Ini dilakukan agar LSD tidak merebak sehingga dapat ditangani.
’’Segera melapor setelah diobati, bisa tumbuh sekitar 2-3 hari. Bila ada gejala seperti ada bentol seperti cacar segera lapor ke pihak kami. Kami juga menggencarkan vaksinasi,’’ pungkas dia
sumber: murianews.com