Kisah Husen Pelaku Mutilasi Bos Galon di Semarang, Dianiaya Ayah Hingga Alami Cacat

Avatar photo

SEMARANG, Jateng – Muhammad Husen (28) pelaku mutilasi bos galon di Semarang bercerita soal ayahnya.

Husen curhat bahwa sang ibu telah meninggal dunia.

Sejak ibunya meninggal dunia, Husen mengklaim hubungan dengan sang ayahnya tidak akur.

“Ibu sudah almarhum, ayah ada cuma udah lama enggak akur,” kata Husen.

Husen menceritakan telah bertahun-tahun tidak berkomunikasi dengan sang ayah.

“Jarang komunikasi sama Ayah,” ujar Husen.

Tak hanya itu, Husen pun mengklaim ketika berusia 11 tahun, dirinya pernah dianiaya sang ayah.

Karena penganiayaan itu, Husen mengaku mengalami kecacatan pada tubuhnya di bagian kiri.

“Dulu pas SMP pernah dipukul sampai akhirnya fisik sebelah kiri ini cacat,” ujar Husen.

“Pas usia sekitar 11 tahun,” tambahnya.

Meskipun hal itu terjadi belasan tahun lalu, Husen mengungkapkan hingga kini masih menyimpan kemarahan pada sang ayah.

“Iya marah sama Ayah, sampai sekarang enggak pernah kontak,” terang Husen.

Selain pernah mengalami penganiayaan, Husen mengklaim ia merasa tak dianggap sang ayah.

Hal itu lantaran setiap Husen merantau ke luar kota, dirinya tak pernah sekalipun dihubungi.

“Setiap saya merantau enggak pernah ada keluarga yang ngabarin dari rumah,” kata Husen.

“Tapi kalau saya di rumah yang lain merantau saya disuruh ngabarin keluarga yang lain, disuruh nanyain,” tambahnya.

Husen mengaku dirinya merupakan anak keenam dari delapan bersaudara.

“Saya 8 bersaudara, saya keenam, ayah kerjanya buruh serabutan,” terangnya.

Kondisi Kejiwaan Husen

Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar menyebut, kondisi kejiwaan tersangka pembunuhan Muhammad Husen (28) tak alami gangguan.

Sebelumnya, Husen menghabisi nyawa Irwan Hutagalung (53) bosnya sendiri lalu mengecornya di tempat usaha isi ulang air galon dan elpiji di Jalan Mulawarman Raya, Tembalang, Kota Semarang, Kamis (4/5/2023) malam.

Korban ditemukan dalam kondisi tubuh dicor dan ter mutilasi dengan kepala dan badannya terpisah.

Menurut Irwan, korban sebelum dicor oleh pelaku di mutilasi menjadi empat bagian.

Namun polisi masih menyatakan kondisi kejiwaan Husen sehat lantaran ada beberapa indikator.

“Pertama, sebelum kejadian pembunuhan Husen sudah merencanakan. Pada hari Senin (empat hari sebelum kejadian) tersangka menyampaikan akan melakukan hal itu, berarti ada perencanaan,” beber Kombes Irwan, Selasa (16/5/2023).

Setelah membunuh, Husen melakukan berbagai tindakan meliputi me mutilasi, mengecor hingga mengambil barang dan uang korban untuk bersenang-senang.

“Dari indikator itu tidak menunjukkan orang yang alami gangguan jiwa,” imbuhnya.

Berikutnya, polisi sejauh ini tidak mendapatkan catatan kesehatan kejiwaan dari Husen.

Pihak keluarga tidak ada yang memberikan keterangan bahwa tersangka alami gangguan kejiwaan.

“Raut wajah Husen memang seperti itu, sakit hatinya menimbulkan kegilaan,” jelas Kapolrestabes.

Motif Pembunuhan

Motif pembunuhan mutilasi dan pengecoran bos di toko air minum AHS Arga Tirta di Tembalang Semarang terungkap.

Pelaku pembunuhan merupakan pegawai korban bernama Husen (28) yang telah ditetapkan sebagai tersangka, Rabu (10/5/2023).

Husen mengungkapkan, motif membunuh lantaran sakit hati sering dimaki dan dipukuli korban.

“Ya namanya kerja baru satu bulan kan ada kesalahan kecil, tapi bos selalu ringan tangan, saya sering dipukuli,” katanya, Rabu (10/5/2023).

Pelaku dipukuli korban menggunakan tangan kosong di bagian bagian mata, pelipis, dan dada.

Proses pemukulan sering dilakukan selepas dua minggu bekerja di tempat tersebut.

“Alasan itu saya bunuh, rencana bunuh sejak Senin atau empat hari sebelum saya eksekusi,” jelasnya.

Pelaku kerja di tempat tersebut baru satu bulan atau mulai dari awal Ramadan.

Ia bisa masuk kerja di tempat itu karena saat kerja di burjo atau Warmindo dekat lokasi kejadian sudah mengenal korban yang biasa suplai galon dan gas.

“Saya keluar kerjaan Warmindo, lalu masuk ke usaha korban.”

“Namun, saya kecewa orang yang saya kira baik ternyata seperti itu,” ungkapnya.

Husen menyebut, hendak kabur dari tempat kerja korban juga susah karena KTP ditahan.

“Korban sempat pula mengancam bila saya keluar dari kerjaan saya yang dihabisi, saya mau dibunuh,” klaimnya.

Husen pun mengaku puas setelah membunuh bosnya karena merasa dendamnya sudah terlampiaskan.

“Enggak nyesal. Saya puas karena dendam saya sudah terlampiaskan,” katanya.

Pelaku pembunuhan mayat dicor di Semarang, Muhammad Husen (28) sempat mabuk dan menyewa perempuan selepas menghabisi bosnya Irwan Hutagalung (53).

Uang milik korban yang diambil Husen sebesar Rp 7 juta dari dompet korban.

“Ya uang saya ambil untuk makan, jajan, rokok, dan happy-happy.”

“Biar mengurangi beban pikiran, buat senang-senang,” ujar Husen kepada Tribunjateng.com di kantor Polrestabes Semarang, Rabu (10/5/2023) siang.

sumber: BangkaPos.com

 

Polres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo, AKBP SIGIT, Kabupaten Sukoharjo, Polres Humbahas, Polres Pangandaran, Polda Sumut, Polda Jateng, Jateng, Polda Kalbar, Polda Kaltara