Kembangkan Semarang Jadi Kota Wisata Religi, Kemenparekraf & Pemkot Atur Skema

Avatar photo

SEMARANG, Jateng – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) punya wacana besar untuk Kota Semarang.

Wacana tersebut berupa pengembangan destinasi wisata. Namun bukan destinasi wisata secara keseluruhan melainkan destinasi wisata religi.

Pengembangan potensi wisata religi tersebut bahkan langsung dilontarkan oleh Menparekraf Sandiaga Uno di Kota Samarang, Jumat (9/6/2023). Menurutnya, wisata religi di Kota Semarang tak kalah dengan wisata religi yang ada di Uzbekistan.

Apalagi jika dikemas secara apik dan tertata dengan penggabungan budaya serta kearifan lokal.

“Yang bisa digali dan dikembangkan adalah jalur makan Walisongo untuk wisata ziarah.”

“Lalu sejarah penyebaran agama Islam,” katanya.

Dia berujar, pengembangan wisata religi di Kota Semarang bisa berdampak pada terkoneksinya jalur wisata religi di beberapa daerah hingga penjuru Indonesia.

Pendekatan untuk membangun destinasi wisata religi tersebut, menurut Sandiaga Uno akan lebih bermakna dengan pendekatan budaya dan kearifan lokal.

“Pengembangan destinasi wisata berbasis alam juga bakal dilakukan untuk melengkapi adanya wisata religi dan mendukung terciptanya pariwisata ramah Muslim,” paparnya.

Meski tidak menyandang sebagai kota dengan objek wisata terbanyak di Jawa Tengah, namun Kota Semarang punya puluhan destinasi wisata religi.

Jumlah objek wisata religi di Kota Semarang yang didata oleh Pemkot Semarang dan dipublikasikan ke data.semarangkota.go.id mencapai 22 titik.

Puluhan objek wisata religi tersebut tersebar di penjuru Kota Semarang.

Adapun Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu berujar, di Kota Semarang terdapat banyak ulama besar.

Potensi tersebut bakal diolah kembali untuk memecut pertumbuhan sektor pariwisata.

“Kami juga berharap Kota Semarang bisa menjadi kota wisata religi.”

“Beberapa titik sudah disasar untuk dikembangkan,” ujarnya, Minggu (11/6/2023).

Langkah membangun Kota Semarang menjadi kota wisata religi juga ditanggapi oleh masyarakat. Beberapa menanggapi positif, namun ada pula yang menanggapi sinis pengembangan Kota Semarang sebagai kota wisata religi.

“Kalau kami setuju saja, karena semakin ramai Kota Semarang pastinya perekonomian juga terangkat,” ujar Hartati warga Gajahmungkur Kota Semarang.

Meski demikian, dia meminta pemerintah melibatkan masyarakat dalam pengembangan wisata religi di Kota Semarang.

“Jangan sampai kota berkembang namun perekonomian masyarakatnya tetap di bawah karena semua dikerjasamakan ke pemodal,” jelasnya.

Jika Hartati setuju, lain halnya dengan Rianto warga Semarang Barat.

Dia menilai, Kota Semarang kurang cocok untuk pengembangan wisata religi. Hal tersebut lantaran padatnya jalanan di Kota Semarang.

“Yang patut dipikirkan terlebih dahulu adalah mengurai kemacetan.”

“Hal tersebut belum terselesaikan dan ada solusi pastinya,” katanya.

Dia berujar, percuma jika objek wisata dikembangkan, namun tidak ada solusi mengatasi kemacetan atau perbaikan akses.

“Yang ada kota ini tak bisa dilalui karena saking padatnya jalanan.”

“Kalau akses saja tidak tertata mau jangan mimpi tempat wisata berkembang,” imbuhnya.

sumber: TribunJateng.com

 

Polda Jateng, Jateng, Polrestabes Semarang, Polres Rembang, Polres Sukoharjo, Polres Pati, Polres Batang, Polres Humbahas, Polda Sumut, Kapolres Sukoharjo, AKBP SIGIT, AKBP Hary Ardianto, Polres Banjarnegara