Mengabarkan Fakta
Indeks

Jalan Semarang-Demak, Jalan Paling Bikin Emosi di Jawa Tengah

DEMAK – Jalan Semarang-Demak adalah jalan paling bikin emosi di Jawa Tengah. Ini saya nggak berlebihan, serius.

Sehebat apa pun pembangunan dan rancangan kota, akan tercoreng begitu saja ketika kondisi jalanannya jelek. Percayalah sama saya, jalan menjadi faktor terpenting pada zaman sekarang. Tak mengagetkan jika tuntutan orang-orang terhadap pemimpin, selain memperbaiki kesenjateraan dan menghilangkan korupsi, adalah perbaikan jalan.

Seperti perbaikan jalan yang terjadi setiap tahun di jalan Semarang-Demak. Selalu ada saja kegiatan perbaikan dan peninggian jalan setiap jalur ini.

Lumrahnya, perbaikan itu tujuannya (dan harusnya bisa) menyelesaikan masalah yang ada di jalan tersebut. Masalahnya, untuk jalan Semarang-Demak ini, bukannya masalah selesai, tapi malah makin tak terkontrol.

Kok bisa? Ya karena masalahnya tak hanya di perbaikan, tapi memang disumbang banyak faktor.

Penyebab utama kemacetan jalan Semarang-Demak
Jalan Semarang-Demak, bagi saya, adalah jalan paling bikin emosi di Jawa Tengah. Berlebihan? Ah nggak juga.

Kita lihat dari kendaraan apa saja yang melewati jalan ini. Mulai dari sepeda motor, mobil, bus dan truk besar melintasi jalan ini. Sering terlihat truk pengangkut muatan barang perusahaan yang lewat. Apalagi kalau truk tersebut putar balik, dahlah, macet makin menjadi-jadi.

Kemacetan terjadi paling parah ketika jam berangkat kerja ataupun sepulang kerja. Bisa ditebak, jalan ini dipenuhi para pekerja. Seperti rekan kerja saya asli dari Semarang bekerja di Demak. Ada saja cerita macet dalam perjalanan berangkat dan sepulang kerja di kantor.

Panasnya nggak kira-kira
Jalan Semarang-Demak juga terkenal panasnya minta ampun. Ya nggak kaget sih, Semarang aja terkenal panas. Seperti musim kemarau sekarang ini, panasnya minta ampun. Ditambah ada perbaikan jalan, wah, makin menjadi.

Ya memang perbaikan jalan itu pasnya ya saat musim kemarau. Tapi tetep aja, nggak bisa memungkiri kalau panasnya mengganggu.

Ditambah pohon-pohon yang biasanya ada di pinggiran jalan ini mengering. Perbaikan jalan Semarang-Demak memperparah kondisi ini. Padahal pohon di pinggir jalan itu punya fungsi yang vital. Seperti jadi peneduh, penyerap air, dan penguat tanah. Tapi gara-gara perbaikan, pohon-pohon tersebut malah dibuang. Gimana sih?

Pengendara yang mendidih
Akibat dari jalan Semarang-Demak yang macet dan panas, bikin pengendara tidak sabar. Emosi jadi mudah tersulut, dan bikin suasana makin runyam. Saya rasakan sendiri ketika berkendara Semarang menuju Demak menggunakan sepeda motor rekan kerja. Setiap ada celah peluang untuk masuk, ada saja pengendara mobil menutup ruang tersebut.

Pengendara motor juga sama, saling sikut tidak mau kalah. Bahkan ada yang lewat trotoar jalan yang lumayan tinggi. Pengendara motor nekat naik ke trotoar tersebut dengan bantuan pecahan batu disusun miring.

Saya hanya bisa mengelus dada, melihat keadaan seperti ini terlintas di depan mata.

Saya sendiri paham betul tentang niat perbaikan jalan Semarang-Demak ini. Maintenance jalan memang wajib dilakukan. Tapi, sebaiknya, tetap menghitung risiko dan efek-efek yang tidak diinginkan. Masak ya perbaikan jalan bikin macet? Kan ra mashok.

sumber: mojok.co

 

Polda Jateng, Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Lutfi, Kabidhumas Polda Jateng, Bidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, Polres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo, Ajun Komisaris Besar Polisi Sigit, Polres Rembang, Kapolres Rembang, Ajun Komisaris Besar Polisi Suryadi, Polres Pati, Kapolresta Pati, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Polres Banjarnegara, Polrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, Polres Sragen

Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.