Gegara Tanah Gerak Rumah Warga Satu Dusun di Banjarnegara Rusak Parah

Avatar photo

Banjarnegara – Rumah warga satu dusun di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak gegara tanah gerak. Warga mengaku waswas saat turun hujan.

Kondisi itu di Kadus III, Desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara. Berdasarkan pantauan detikJateng, Minggu (20/11/2022), semua rumah warga serta satu bangunan masjid rusak. Kerusakan terjadi di bagian dinding dan lantai. Beberapa rumah sudah terlihat miring.

Poniam, salah satu warga Kadus III, mengaku takut rumah akan roboh, terutama saat turun hujan. Ia menyebut kerusakan rumah semakin parah saat turun hujan.

“Rasanya takut dan waswas utamanya kalau pas hujan. Takut rumahnya roboh,” ujar Poniam saat ditemui di rumahnya, Minggu (20/11/2022).

Kerusakan terjadi di bagian dinding rumah dan lantai. Menurutnya saat hujan retakan di lantai dan dinding rumah semakin lebar. Terutama dalam satu pekan terakhir.

“Kalau pas hujan sering terdengar bunyi krekot krekot. Pas dilihat retakannya bertambah lebar. Kebetulan sekarang sering terjadi hujan deras di sini,” ungkapnya.

Ia berharap untuk direlokasi ke tempat yang lebih aman. Ia khawatir jika terjadi pergerakan tanah saat ia dan keluarganya tengah tidur.

“Harapan kami, bisa direlokasi. Karena di sini sudah tidak aman. Takutnya rumahnya roboh pas kami sedang tidur,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Desa Gumingsir, Bejo Suroso, mengatakan semua rumah di Kadus III mengalami rusak di bagian dinding dan lantai. Bahkan satu rumah warga terpaksa dibongkar lantaran sudah sangat membahayakan.

“Di sini (Kadus III) ada 29 rumah warga dan satu masjid, semuanya rusak. Sekarang sudah ada satu rumah yang dibongkar karena sudah membahayakan,” kata Bejo.

Ia menuturkan, hingga saat ini tanah terus bergerak. Kondisi ini diperparah karena tanah terbawa arus Sungai Merawu yang berada sekitar 15 meter dari permukiman warga.

“Tanah masih terus bergerak, apalagi kalau hujan dan Sungai Merawu banjir. Tanah seperti bergerak terbawa arus sungai,” jelasnya.

Saat ini, panjang retakan pada dinding dan lantai rumah warga bervariasi, ada yang mencapai lebar 10 sentimeter dan lebar 5 meter. Kondisi ini bisa terus bertambah saat turun hujan.

“Memang panjang dan lebar retakan pada dinding dan lantai rumah warga beragam. Ada yang sampai 10 sentimeter. Ada juga yang sudah miring sekali,” sebutnya.

Perihal relokasi, ia berharap ada bantuan Pemkab Banjarnegara untuk merelokasi warganya. Mengingat intensitas hujan diprediksi masih tinggi hingga tiga bulan ke depan.

“Maunya dari warga direlokasi. Jadi kami harap ada bantuan dari pemerintah daerah terkait permintaan warga ini. Karena hujan diprediksi masih terus terjadi sampai tiga bulan ke depan,” imbuhnya.