Ganjar Optimistis Bisa Tangani Kemiskinan Ekstrem Jateng di Sisa Jabatannya

Avatar photo

SEMARANG, Jateng – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengungkapkan program penanganan kemiskinan ekstrem di Jateng berjalan baik. Hal ini disampaikan usai memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem di Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Ganjar mengaku optimistis target Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengejar kemiskinan ekstrem nol persen di 2024 segera dikejar. Ia mengungkapkan telah menyusun strategi seperti penggunaan anggaran dari APBD yang murni dikerjakan Pemprov Jateng dan potensi APBD perubahan yang bisa dilakukan bersama DPRD.

“Lalu persiapan RAPBD tahun 2024. Masih ada satu kesempatan meskipun saya selesaikan di bulan September, tetapi desain bisa kita lakukan sekarang sehingga nanti kita ajak kawan-kawan DPRD untuk bisa mengeroyok yang ada di kabupaten/kota,” papar Ganjar dalam keterangan tertulis, Rabu (7/6/2023).

Ganjar mengungkapkan progres yang diraih pihaknya tak terlepas dari berbagai intervensi yang dilakukan, seperti bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RLTH), listrik, sumber air, hingga jambanisasi. Di tahun 2022, pihaknya telah menyelesaikan target 11.417 bantuan rehabilitasi RLTH dan tahun ini target bantuan rehabilitasi RTLH ditambah menjadi 15 ribu unit.

“Beberapa intervensinya sudah mulai bagus, kita cek rumah yang tidak layak huni, kita cek jambannya, airnya, anak tidak sekolah, dan penyandang disabilitas. Ini beberapa yang menjadi prioritas kami. Kita coba kerjakan,” ungkap Ganjar.

Ia menambahkan berkat bantuan kepala daerah dan kepala desa (kades) se-Jateng, verifikasi dan validasi data kemiskinan ekstrem sudah seratus persen. Namun ia juga meminta kebutuhan intervensi dari dana APBD segera dikerjakan. Intervensi ini diharap dapat dilakukan secara gotong royong melalui sumber non-APBD seperti Baznas, CSR, hingga kolaborasi filantrop.

“Sekarang kita mulai petakan yang ada di masing-masing kabupaten/kota. Alhamdulillah yang stunting seratus persen sudah diintervensi. Ini menyenangkan sehingga kalau stunting itu hitungannya bisa kita kerjakan selama tiga bulan harusnya sudah ada hasilnya,” jelas Ganjar.

“Jumat besok saya minta untuk dikumpulkan hasil seluruh intervensi yang ada sehingga kita akan bisa tahu seberapa mereka bisa kita selesaikan dengan cepat,” sambungnya.

Selain stunting sudah seratus persen, lanjut Ganajr, sejumlah indikator masih membutuhkan intervensi. Untuk itu, ia meminta pemerintah kabupaten/kota berinisiatif mengajak perusahaan-perusahaan yang ada di setiap daerah membantu upaya penanganan kemiskinan ekstrem.

“Umpama (di Grobogan) ada satu perusahaan semen di sana, ya sudah dong kamu bantu soal RTLH, bantu soal jamban, itu kan fisik semuanya. Kemarin ketemu dengan asosiasi penambang, ini legal semua, mereka memberikan CSR-nya juga bisa,” katanya.

Di samping itu, Ganjar menyebut kerja sama dengan perusahaan juga bisa dilakukan untuk mengintervensi persoalan pengangguran. Salah satunya dengan mempekerjakan warga dalam proyek padat karya atau memberi pelatihan.

Di bidang pendidikan, Ganjar mengatakan pihaknya menyiapkan desain untuk mengintervensi anak tidak sekolah dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Ganjar berharap semua anak usia sekolah mendapatkan pendidikan layak, sehingga ke depannya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

“Pokoknya target kita hitung sampai akhir tahun, optimal tenaga yang bisa kita berikan berapa, proyeksi hasil yang bisa kita tangani berapa sehingga utang kita di tahun 2024 berapa,” pungkasnya.

sumber: detikjateng

 

Polda Jateng, Jateng, Polrestabes Semarang, Polres Rembang, Polres Sukoharjo, Polres Pati, Polres Batang, Polres Humbahas, Polda Sumut, Kapolres Sukoharjo, AKBP SIGIT, AKBP Hary Ardianto, Polres Banjarnegara