Mengabarkan Fakta
Indeks
Berita  

Empat Warga Klaten Tertipu Investasi Emas Bodong, Duit Rp 3,5 M Raib

Klaten – Empat warga Klaten diduga menjadi korban penipuan investasi emas yang dilakukan FR (29) warga Klaten. Dana senilai Rp 3,5 miliar milik para korban raib dan pelaku yang mengaku karyawati BUMN pun menghilang.
Salah seorang korban, Ayu (31), menceritakan dirinya bergabung menjadi reseller logam mulia pada 2 Oktober 2022 melalui FR yang mengaku sebagai karyawati dengan jabatan gold mining di sebuah BUMN tambang. Posisinya di Klaten dan pelaku berada di Bogor sehingga saat akad menjadi reseller tidak ada bukti resmi.

“Pada saat akad bergabung menjadi reseller tidak ada bukti mengikat hitam di atas putih karena modalnya kepercayaan pertemanan sejak 2010. Komunikasi lewat WhatsApp dan online,” terang Ayu.

Skema jual belinya, lanjut Ayu, dirinya dijanjikan dengan diskon besar sehingga lebih murah dari harga emas di pasaran. Untuk meyakinkan dirinya pelaku mengeluarkan confirmation order untuk diteruskan ke pemesan barang.

“Ada confirmation order untuk diteruskan ke pemesan barang sehingga saya sebagai reseller mengirimkan uang tiap bulan ke FR. Periode Oktober 2022 sampai November 2023 tidak ada masalah karena barang sampai di konsumen, tapi seiring waktu mulai janggal dan saya curiga ada skema Ponzi,” papar Ayu.

Bulan Desember 2023, sambung Ayu, benar saja tiga pesanan konsumen tidak lancar dan saat ditagih justru pelaku meminta dirinya yang membelikan. Akhirnya pesanan dirinya belikan langsung ke BUMN tambang dengan akunnya sendiri dan ternyata bisa.

“Saya membelikan logam mulia untuk tiga konsumen dengan akun pribadi saya ke website dan saya bayar sesuai harga pasar dan tidak ada diskon, saya mulai curiga FR membuat skema sendiri,” jelas Ayu.

Ayu mengaku sempat mencari kejelasan ke pelaku yang kemudian mengakui tidak ada diskon-diskonan emas tersebut. Dirinya langsung meminta uang yang sudah terlanjur dikirimkan awal tahun 2024 dikembalikan tapi pelaku terus berkelit.

“Saya mendesak uang yang sudah saya transfer itu untuk dikembalikan tapi selalu berkelit. 2024 inilah mulai bermasalah dengan kerugian saya Rp 715 juta, uang sudah saya berikan tapi barang tidak ada,” imbuh Ayu.

Ternyata, sebut Ayu, di Klaten ada temannya yang juga menjadi korban FR. Salah satunya sudah mentransfer uang lebih dari Rp 1 miliar tahun 2024 tapi barang juga tidak ada.

“Kalau teman saya yang rugi Rp 1 miliar join sejak 2021 namun sama di awal 2024 uang yang sudah disetorkan tidak dibelikan. Dia (FR) sudah dicari tidak ada, keluarganya cuci tangan dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya, sudah dilaporkan ke polisi,” pungkas Ayu.

Dari daftar bukti laporan polisi yang dilihat detikJateng, dari empat pelopor itu total kerugian mencapai Rp 3,5 miliar. Keempat korban seluruhnya warga Klaten.

Kaur Bin Ops Satreskrim Polres Klaten Iptu Umar Mustofa mengkonfirmasi adanya laporan tersebut. Tetapi saat ini masih dalam penyelidikan.

“Masih lidik (penyelidikan). Besok kita cek perkembangannya,” jawab Umar saat dimintai konfirmasi.

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Suryadi, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kompol Joko Lelono, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono