Mengabarkan Fakta
Indeks

DPRD Kota Semarang kaji dampak sosial Tol Semarang-Demak

SEMARANG, Jateng – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang tengah mengkaji dampak sosial dari proyek lanjutan pembangunan jalur Tol Semarang-Demak, Jawa Tengah, termasuk nasib nelayan dan pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Masjid Syekh Jumadil Kubro Semarang.

“Masjidnya memang tidak kena. Namun, PKL-nya (pedagang kaki lima) yang kena,” kata Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang Anang Budi Utomo, saat tinjauan di proyek Tol Semarang-Demak, Semarang, Rabu.

Menurut dia, keberadaan destinasi wisata menimbulkan “multiplier effect”, termasuk geliat perekonomian dengan munculnya PKL-PKL di sekitar kawasan tersebut, sehingga perlu dipikirkan.

“Jadi itu PKL-nya kalau nanti berpindah bagaimana. Di mana ada gula, di situ kan ada semut. Dengan adanya Masjid Syekh Jumadi Kubro kan PKL-PKL ini jadi semutnya,” katanya.

Apalagi, kata dia, ada puluhan PKL yang selama ini menggantungkan hidupnya dari berjualan di sekitar kawasan destinasi wisata religi itu.

Anang menjelaskan, ada beberapa opsi yang bisa dilakukan, di antaranya memindahkan PKL tersebut ke lokasi lain yang berdekatan dengan destinasi tersebut atau memberikan ganti rugi untuk beralih profesi.

“Makanya, kami lihat dulu di peta. Apakah mungkin pemkot (pemerintah kota) menyediakan lahan, apakah mereka (PKL) diberi ganti rugi untuk ganti profesi, atau bagaimana,” katanya.

Sebenarnya, kata dia, di sebelah selatan Masjid Syekh Jumadi Kubro ada lahan kosong milik perorangan, tetapi bisa saja pemiliknya nanti menyewakannya kepada PKL atau seperti apa.

Selain PKL, Anang mengingatkan nelayan juga membutuhkan perhatian karena nantinya mereka kesulitan untuk melaut karena akses ke laut akan terhalang dengan dibangunnya tanggul laut.

“Nanti kami mau lihat apa yang mereka harapkan. Apakah nelayan harus alih profesi, misalnya jadi pengusaha jamur, ikan tawar. Sebenarnya, masih ada celah (ke laut) di Sungai Babon, namun kalau kolam retensi dibuka arusnya deras,” katanya.

Dari legislatif, kata dia, DPRD Kota Semarang ingin menghitung dampak pembangunan tanggul laut untuk Tol Semarang-Demak, baik dampak negatif maupun positif, sehingga bisa komprehensif.

“Kami pengen menghitung juga dampak positifnya. Tadi juga disinggung lokasi potensi banjir di Semarang, termasuk rob nanti terkurangi. Nanti, kami integrasikan dengan pemkot,” katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang Swasti Aswagati menyampaikan bahwa hasil kunjungan itu akan menjadi bahan untuk pembahasan penanganan bencana dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Dengan adanya rencana pembangunan kolam retensi juga, harapan kami bahaya rob dan banjir sudah tidak terjadi lagi di kawasan-kawasan langganan banjir,” katanya.

sumber: antara

 

Polda Jateng, Jateng, Polrestabes Semarang, Polres Rembang, Polres Sukoharjo, Polres Pati, Polres Batang, Polres Humbahas, Polda Sumut, Kapolres Sukoharjo, AKBP SIGIT, AKBP Hary Ardianto, Polres Banjarnegara