Berita  

Divhumas Polri Menggelar FGD di Polres Bengkulu Kota Dalam Rangka Kontra Radikal

Avatar photo

Bengkulu Kota – Tim Divisi Humas (Divhumas) Polri yang diketuai AKBP. Gatot Hendro Hartono, S.E., M.Si bersama Nasir Abas yang menjadi narasumber dalam kegiatan Focus Group Discusion (FGD) di Polres Bengkulu Kota, Kamis (25/8/2022) siang.

Kegiatan yang dilaksanakan di aula Polres tersebut, dihadiri Kapolres Bengkulu Kota Akbp. Andi Dady, S.I.K. dan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat serta mahasiswa setempat.

Katim Divhumas Polri menyampaikan maksut dan tujuan dari kedatangannya tersebut guna memberikan edukasi dan pemahaman yang baik dan benar mengenai beragama dan bernegara agar terhindar dari pemahaman radikalisme maupun terorisme, sehingga bila seseorang memiliki pemahaman yang baik dan benar akan mewujudkan Indonesia yang damai

Dalam Focus Group Discussion (FGD) tersebut Tim Divhumas Polri mendatangkan Nasir Abas sebagai narasumber, beliau dulunya adalah mantan Ketua Mantiqi 3 Jamaah Islamiyah. Pada saat menyampaikan materi, beliau bercerita tentang pengalaman masa lalunya saat berada di Akademi Militer Afghanistan selama tiga tahun, saat di Philipina dan tempat lainnya.

Nasir Abbas menyampaikan masa lalunya saat menjadi salah satu dari organisasi terorisme, namun saat ini beliau telah sadar dan membagi pengalamannya kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tidak mengikuti jejaknya dulu

“Teroris adalah musuh bersama. Penanggulangan terorisme dan radikalisme tidak bisa dilaksanakan sendiri oleh kepolisian, namun harus dibantu oleh seluruh elemen masyarakat ” jelasnya.

Nasir Abas mengungkapkan bahwa setiap masyarakat berpotensi direkrut oleh kelompok teroris dan kelompok radikal mulai dari diberikan pemahaman yang salah, oleh karenannya kepolisian bersama stakeholder lainnya terus memberikan pemahaman dan sosialisasi ke masyarakat diseluruh Indonesia tentang bahayanya pemahaman terorisme dan radikalisme.

“Ada tiga tahapan perilaku masyarakat menuju kepada perbuatan terorisme. Pertama intoleran, kemudian radikal lalu puncaknya adalah menjadi teroris,” urainya.

Nasir Abas berpesan agar Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika diperkuat dan dipegang teguh oleh masyarakat, karena dua hal tersebut merupakan senjata utama untuk melawan terorisme dan radikalisme.

Dalam kegiatan tersebut seluruh peserta Focus Group Discussion (FGD) sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut, hal ini terlihat dari banyaknya peserta yang antusias hadir dan bertanya serta memberikan tanggapan.