PATI – Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kabupaten Pati menentukan tujuh kecamatan prioritas penanganan stunting.
Adapun kecamatan yang tersebut diantaranya Kecamatan Jakenan, Tlogowungu, Wedarijaksa, Margorejo, Gabus, Tambakromo, dan Tayu.
Alfianingsih selaku Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas Ketapang Pati mengatakan intervensi penanganan stunting Dinas Ketapang ini diwujudkan dengan pemberian makanan sehat kepada 100 balita stunting dan kurang gizi di tujuh kecamatan.
Penyaluran bantuan stunting diawali dengan rapat konsolidasi dan koordinasi antara tim Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), pada Kamis (2/2). Tim SKPG Pati memverifikasi wilayah dan sasaran penerima bantuan.
Sementara pemberian bantuan kepada penerima dilaksanakan sejak bulan Februari dan selesai paling lambat bulan Maret 2023.
“Penerimanya tahun ini 100 penderita stunting dan gizi buruk. Kemudian lokus desa stunting ditentukan oleh SK Bupati target kali maksimal awal Maret,” ujar Afianingsih.
Melalui program ini, Disketapang Pati akan mengeluarkan beras cadangan pangan. Selain paket beras, masing-masing anak akan mendapatkan 2 buah susu boks ukuran 900 gram, 2 kilogram telur, 2 kilogram gula, dan 2 kilogram kacang hijau
“Skenarionya kita mencoba mencairkan beras cadangan pangan dengan komoditas lain. yang sumber dananya dari APBD Kabupaten Pati,” ujarnya.
Afianingsih menegaskan intervensi penanganan stunting di Kabupaten Pati bukan hanya dilakukan oleh Disketapang melainkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pati.
Penanganan stunting di Kabupaten Pati setiap tahunnya terus menunjukkan tren yang positif. Persentasi kasus stunting di Pati lebih kecil dibandingkan target nasional yang mencapai 14 persen.
Berdasarkan informasi yang didapat dari Disketapang, kasus stunting balita di Pati pada tahun 2021 sudah turun di angka 4.281 kasus atau 6,10 persen dari total balita 70.150 yang ada di seluruh wilayah Pati. Di tahun 2022 sejumlah OPD di Pati mengklaim angka kasusnya akan kembali turun.
sumber: mitrapost.com