Mengabarkan Fakta
Indeks
Berita  

Di Tengah Musim Kemarau, Petani Rembang Sukses Panen Padi Semi Organik

REMBANG, Jateng – Meski sudah memasuki masa musim kemarau, namun petani Rembang sukses melakukan panen padi.

Adapun padi yang dipanen adalah semi organik yang dibudidayakan oleh petani Desa Japerejo, Kecamatan Pamotan.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang Agus Iwan Haswanto menjelaskan, sebelumnya petani telah mengikuti Sekolah Lapang (SL) enam bulan yang dimulai Februari lalu. Hasilnya terbilang bagus di tengah musim kemarau seperti ini.

“Hasil ubinannya lima kilogram atau 6,8 ton per hektare padi kering panen. Harapannya, Sekolah Lapang di sini bisa menjadi contoh dan diaplikasikan di daerah lain,” jelas Agus, pada panen padi di lahan milik Bapak Jarum, Senin (3/7/2023).

Disampaikannya, di Rembang SL dilaksanakan di dua desa di Kecamatan Pamotan, yakni di Desa Japerejo dan Ringin. Sebanyak sepuluh kelompok tani yang mengikuti sekolah lapangan, langsung mereka praktikkan di bawah arahan penyuluh pertanian lapangan (PPL).

Penanggung Jawab Sekolah Lapang Kabupaten Rembang dari Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang, Lutvan Makmun menambahkan, SL merupakan program dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Adapun tujuan digelarnya SL adalah untuk mengatasi harga pupuk kimia yang mahal dan juga terbatas.

“Tujuan SL ini untuk mengatasi mahal dan terbatasnya jumlah pupuk kimia atau konvensional. Pupuk organik ini mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. Dari sisi kualitas tanaman mengalami pertumbuhan cukup bagus, dari sisi perawatan tidak membutuhkan perlakuan sulit, dan hasilnya tidak kurang dari yang mereka tanam sebelumnya,” jelasnnya.

Petani setempat Jarum, mengaku bersyukur telah menjadi bagian dari program dari SL. Selain mendapat bibit padi varietas Inpari 32, mereka juga diajari membuat pupuk organik cair dan padat.

“Selama enam bulan, kita diajari membuat pupuk cair biosaka (pemicu terbentuknya metabolisme sekunder pada tanaman), pupuk mikro organisme lokal (MOL), membuat pupuk padat, seperti pupuk bokasi, jerami fermentasi,” ungkapnya.

Menurutnya, pengolahan sawah memaksimalkan penggunaan pupuk organik dapat menghemat biaya pengeluarannya.

sumber: mitrapost

 

Polda Jateng, Jateng, Polrestabes Semarang, Polres Rembang, Polres Sukoharjo, Polres Pati, Polres Batang, Polres Humbahas, Polda Sumut, Kapolres Sukoharjo, AKBP SIGIT, AKBP Hary Ardianto, Polres Lamandau, AKBP Bronto Budiyono, Polres Banjarnegara, Kapolres Banjarnegara, Pemkab Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, Kapolres Rembang, AKBP Suryadi