Mengabarkan Fakta
Indeks

Deklarasi Pemilu Damai di Surabaya, Kapolri: Perbedaan Bagian dari Demokrasi

Surabaya – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengikuti deklarasi pemilu damai di Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Dia mengatakan persatuan dan kesatuan bangsa harus terus dijaga.

Agenda Deklarasi Pemilu Damai digelar di Gedung Mahameru Polda Jatim, Kamis (28/12/2023). Pembacaan Deklarasi Pemilu Damai diikuti oleh pimpinan lembaga, tokoh agama, tokoh masyarakat, forum akademisi, organisasi kepemudaan, dan organisasi kemasyarakatan di Jatim.

Tampak hadir di lokasi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Dankodiklat AL Letjen (Mar) Nur Alamsyah mewakili Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Hadir pula Pangdam V/Brawijaya Mayjen Rafael Gareba Baay, dan Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto, Ketua DPRD Jatim Kusnandi, hingga sejumlah pejabat utama dari Mabes TNI dan Polri.

Berikut ini narasi Deklarasi Pemilu Damai yang dibacakan bersama sebagai komitmen:

Kami Segenap Komponen Masyarakat Jawa Timur Berkomitmen:

1. Siap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila, dan UUD 1945;
2. Siap menyukseskan Pemilu 2024 yang bermartabat, berintegritas, jujur, adil, aman, damai dan demokratis;
3. Siap patuh dan tunduk pada peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Siap untuk menolak segala bentuk penyebaran hoaks, ujaran kebencian, money politic dan upaya politisasi agama dalam Pemilu 2024;
5. Siap bersinergi dengan jajaran TNI/Polri dalam rangka menjaga stabilitas keamanan Jawa Timur.

Dalam jumpa pers seusai acara, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berbicara soal pentingnya menggelorakan pemilu damai. Dia mengingatkan masyarakat tetap menjaga persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan pilihan politik.

“Saya kira ini menjadi hal yang penting buat kita semua untuk selalu mengingatkan bahwa di dalam tahapan pesta demokrasi yang tinggal dua bulan lagi kita melihat bahwa tentunya mulai menghangat situasi. Jadi kita selalu mengingatkan bahwa perbedaan yang ada itu jangan kemudian membuat menjadi suatu permusuhan,” kata Sigit kepada wartawan, Kamis (28/12).

Sigit menuturkan, perbedaan pilihan adalah bagian dari demokrasi yang harus sama-sama dihormati.

“Kita harapkan kalau Pemilu ini bisa berjalan aman dan damai, maka demokrasi kita akan menjadi demokrasi yang baik, demokrasi yang mapan karena persatuan dan kesatuan itu menjadi modal utama bagi siapa pun pemimpinnya nanti untuk melanjutkan program-program pembangunan nasional, untuk kesejahteraan rakyat,” jelasnya.

“Apalagi kita menghadapi bonus demografi di mana momentum ini harus betul-betul bisa dimanfaatkan dengan baik dan saya kira semuanya sepakat bahwa persatuan dan kesatuan menjadi hal yang harus selalu dijaga karena ini kekuatan kita, kekuatan bangsa kita, dan ini harus kita jaga dan kita kelola sebagai energi untuk menghadapi Indonesia ke depan yang lebih baik,” sambungnya.

sumber : detiknews