BATANG – Realisasi nilai investasi di Kabupaten Batang pada 2022 mencapai Rp 5,878 Triliun.
Angka itu pun tidak melebihi target yang ditetapkan yakni sebesar Rp 9 Triliun.
Meski demikian, Kabupaten Batang masih masuk dalam tiga besar nilai investasi tertinggi di Jawa Tengah.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Batang (DPMPTSP), Wahyu Budi Santoso mengatakan tidak tercapainya target nilai investasi tahun 2022 itu lantaran ada beberapa infrastruktur di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang yang belum siap.
“Alasan utama realisasi nilai investasi tidak sesuai target di tahun 2022, ada beberapa infrastruktur KIT Batang di tahun 2022 belum siap,” ujarnya, Jumat (27/1/2023).
Lebih lanjut dijelaskan Wahyu, jaringan tiga sumber daya utama yang ada di KITB belum terpasang, seperti listrik, air dan gas, yang mana tiga jaringan sumber daya itu ditarget terpasang di tahun 2023.
“Tiga hal itu menjadi kendala tenant di KITB yang belum memulai pembangunan infrastruktur atau pabriknya,” jelasnya.
Selain itu, kendala lain yang menyebabkan tidak tercapainya target nilai investasi di Batang karena infrastruktur PLTU 2×1.000MW sudah selesai.
Dan akan memulai operasional, sehingga pencatatan investasi dihitung melalui LKPM produksi PLTU bukan nilai pembangunan infrastruktur.
Lalu, banyaknya investasi besar yang terkendala tidak bisa diizinkan karena lokasinya di luar zona kawasan industri.
“Kita tidak bisa mengeluarkan izin karena tidak sesuai dengan Permenperin nomor 142 tahun 2015 tentang kawasan industri dan undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com