SEMARANG — Tiga hari usai dihempas banjir bandang, warga Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, masih membutuhkan asupan bahan pokok.
Banjir Jumat (6/1/2023) malam lalu sebenarnya sudah surut. Sebagian besar rumah warga sudah bersih dari lumpur. Namun, warga korban banjir mengaku bahan makanan dan perlengkapan tidur yang ada masih belum mencukupi.
“Sudah ada yang memberikan bantuan, tetapi masih sedikit, itu juga dibagikan ke tujuh RW yang terdampak. Kami juga masih butuh selimut, tikar, matras, dan kebutuhan sehari-hari, ” ujar Lurah Rowosari, Eko Pudjo Harijadi, Senin (9/1/2023).
Soal air bersih, Eko mengakui warga dari tujuh RW itu telah mendapatkan pasokan air bersih dari Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
“Air bersih ada dropping dari Pemkot. Baik pemadam, PDAM, BPBD untuk penyemprotan maupun keperluan mandi. Bahkan, Bu Ita [Plt Wali Kota Semarang] sudah berkunjung ke sini,” ungkapnya.
Eko menandaskan, ia berharap penanganan banjir di wilayahnya segera teratasi lantaran kondisi saat ini masih terlihat ada genangan lumpur. “Harapannya masih perlu penanganan karena masih kotor, jadi masih penanganan, ” imbuhnya.
Rowosari merupakan satu dari tiga kelurahan yang tergenang banjir, usai tanggul Sungai Babon jebol dihantam air bah pada Jumat sore. Tanggul tersebut berada di dekat Perumahan Dinar Indah RT 6 RW 26, Kelurahan Meteseh. Satu kelurahan lain terdampak adalah Sendang Mulyo.
Dua orang tewas dalam peristiwa banjir bandang ini, sementara belasan lainnya mengalami keletihan hingga sebagian harus dilarikan ke rumah sakit. Anak-anak dan kaum perempuan turut diungsikan ke Balai Diklat BKPP di Ketileng. Saat ini, banjir telah surut namun sebagian warga masih tinggal di pengungsian.
