Banjarnegara Terus Upayakan Peningkatan Akses Jamban Sehat

Avatar photo

BANJARNEGARA – Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, terus berupaya agar semua warga dapat memiliki akses pada jamban sehat. Dengan demikian jumlah warga buang air di sembarang tempat terus berkurang.

Pentingnya akses warga ke jamban sehat itu, disampaikan Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Baperlitbang) Banjarnegara, Yusuf Agung Prabowo, saat membacakan sambutan Penjabat Bupati Banjarnegara, Tri Harso Widirahmanto, dalam tiga kegiatan bidang kesehatan, di halaman SMP Negeri 5 Bawang, di Desa Kebondalem, Sabtu (17/12/2022).

Adapun tiga kegiatan yang digelar, adalah kampanye ODF, penurunan stunting, pembagian beras cinta kasih, serta baksos kesehatan umum secara gratis, untuk masyarakat Kebondalem Kecamatan bawang.

Menurut Yusuf Agung Prabowo, Kabupaten Banjarnegara masih menempati urutan ke-34 dari 35 kabupaten atau kota Se Jawa Tengah, yang belum mencapai Open Defecation Free (ODF), atau stop buang air besar sembarangan (BABS).

“Kabupaten Banjarnegara masih menempati urutan ke-34 dari 35 Kabupaten / kota Se Jawa tengah, di mana terdapat 21,28% masyarakat atau 57.603 keluarga di Banjarnegara, yang masih buang air besar sembarangan,” kata dia, seperti dirilis banjarnegarakab.go.id.

Sementara di sisi lain, sanitasi merupakan salah satu layanan dasar bagi masyarakat, yang harus dipenuhi untuk mencapai standar hidup sehat.

“Maka dari itu kami terus menggelar aksi stop buang air besar sembarangan atau ODF. Karena ini adalah salah satu pilar dalam pelaksanaan sanitasi berbasis masyarakat,” kata Agung.

Dia juga mengucapkan terima kasih, kepada semua pihak, termasuk organisasi masyarakat dan perusahaan, yang telah membantu dan berkontribusi, menuju ODF.

Pencapaian target ODF di Kabupaten Banjarnegara, menurut Agung, memang membutuhkan kerja sama dan kolaborasi berbagai pihak.

Maka dari itu koordinasi, kolaborasi, dan sinergi dengan berbagai pihak perlu terus dilakukan.

Menurut dia, tingginya angka BABS dan masyarakat yang belum menerapkan pola hidup sehat di Banjarnegara, perlu dievaluasi bersama.

Hal itu bukan berarti masyarakat tidak mampu untuk membangun jamban sehat, namun lebih karena kurangnya pemahaman dan kesadaran.

“Kurang pemahaman dan kesadaran sebagai masyarakat, terhadap arti pentingnya lingkungan sehat, masih menjadi salah satu yang belum tercapai,” jelas Agung.

Untuk menuju ODF, menurut dia tidak hanya membangun secara fisik jamban, namun yang lebih penting adalah membangun prilaku, pola hidup bersih, dan sehat serta kepedulian terhadap kebersihan lingkungan.

Dia menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menargetkan pada 2023 meluncurkan Jawa Tengah bebas dari buang air besar sembarangan.

“Sehingga sebelum di-launching di tingkat provinsi Jawa Tengah, Banjarnegara harus sudah bebas dari buang air besar sembarangan,” kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara, Latifa Hesty, mengatakan kampanye stop BABS ini berkaitan erat dengan penurunan angka stunting, yang di Banjarnegara masih tinggi.

Kegiatan ini juga dalam rangka pemantauan penyakit tidak menular, melalui pemeriksaan kesehatan gratis.

Untuk diketahui, Desa Kebondalem merupakan penerima 67 paket bantuan jamban sehat, dari 1.745 paket serupa yang diberikan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Adapun untuk wilayah Banjarnegara, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Pemkab dan Kodim 0704 Banjarnegara.

Selain jamban sehat, dilakukan pula pemeriksaan kesehatan gratis, yang diikuti 350 warga. Selain itu bantuan beras juga diberikan kepada 500 warga.

Setelah acara selesai dilanjutkan tinjuan pelayanan kesehatan gratis dan pembangunan jamban sehat di Desa Kebondalem.

Hadir pada acara tersebut Kepala OPD Banjarnegara, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Forkompinda Kabupaten Banjarnegara, Forkompinca Kecamatan Bawang.