Awas, Kasus DBD Meningkat di Kota Salatiga, Mayoritas Pasien Usia 5-14 Tahun

Avatar photo

Salatiga – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Salatiga cenderung naik.

Hal tersebut berdasarkan data tiga tahun terakhir pada 2020 hingga 2022.

DBD merupakan penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, muntah disertai darah sampai kematian.

Penyakit tersebut perlu diwaspadai mengingat di Kota Salatiga saat ini memasuki musim penghujan.

Kepala DKK Salatiga, Siti Zuraidah mengatakan, ada 28 kasus DBD di Kota Salatiga.

Rata-rata DBD menyerang masyarakat dengan usia 5-14 tahun.

“Usia 1-4 tahun ada 3 kasus, 5-14 tahun ada 17 kasus, dan 15-44 tahun ada 8 kasus,” kata Zuraidah, Selasa (13/9/2022).

Pihaknya meminta warga Kota Salatiga terus mewaspadai terhadap DBD, apalagi saat ini musim hujan.

Zuraidah pun akan terus melakukan upaya minimalisir risiko penyebaran DBD dimana hal tersebut juga sudah tercantum dalam SE Wali Kota Salatiga tentang pengendalian DBD.

“Melakukan fogging, fokus melakukan pemeriksaan jentik secara berkala, pemberian abate, serta penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat Kota Salatiga,” paparnya.

Pihaknya mengimbau kepada warga Kota Salatiga untuk terus melakukan 3M plus.

3M plus yakni menguras, menutup, mengubur.

“Plusnya itu pelihara ikan pemakan jentik, tanam tanaman yang baunya tidak disukai nyamuk seperti serai, lavender, dan maupun lainnya,” jelasnya.

Zuraidah berpesan untuk terus peduli terhadap sekitar.

“Fogging tidak menyelesaikan masalah karena hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentik nyamuk masih tumbuh menjadi dewasa,” ungkapnya.

Kenali gejala DBD terutama pada anak-anak yakni demam tiga hari tanpa batuk pilek, mual, muntah, nyeri perut, muncul bintik-bintik merah, lemas, dan kadang syok.

Jika terdapat gejala tersebut segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.