Berita  

Atasi Rob, Berharap Segera Dibangun Polder Sayung

Avatar photo

Demak – Pemkab Demak melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinputaru) berharap banyak dari rencana pembangunan polder Sayung. Polder yang berfungsi sebagai pengendali muka air agar tidak terjadi banjir atau genangan ini telah lama di nanti warga pesisir Sayung.

Kabid Sumber Daya Alam (SDA) Dinputaru Pemkab Demak, Mahiswari Winiati mengungkapkan, belum lama ini pihaknya mendapatkan kabar baik terkait rencana akan dibangunnya polder untuk mengatasi rob di Sayung tersebut.

“Polder ini berbeda dengan polder lain yang terkait dengan pembangunan jalan tol. Jadi, ini ada polder sendiri khusus untuk menanggulangi air laut atau rob,”ujarmya.

Pihaknya berharap, pembangunan polder Sayung ini bisa segera diwujudkan.

Dia menambahkan, informasi yang diterima negara atau pemerintah telah menyiapkan Rp 100 miliar dana dari bank pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) untuk pembangunan polder Sayung tersebut. Selain itu, juga ada rencana bantuan pinjaman atau loan dari JICA serta bantuan dari Belanda. Kendati demikian, hingga saat ini informasi yang menggembirakan baru dari ADB tersebut.

“Mudah-mudahan terealisasi sehingga polder Sayung ini nanti betul-betul dapat difungsikan sesuai harapan dalam mengatasi rob di wilayah Sayung,”ujarmya.

Menurutnya, polder Sayung berbeda dengan polder yang sedianya dibangun konsorsium jalan tol.

“Kalau polder dari jalan tol ada sendiri. Jadi, tidak ada kaitannya dengan polder Sayung,”katanya.

Dia mengatakan, polder jalan tol sejauh ini hanya akan mengatasi rob wilayah Genuk Semarang. Untuk wilayah Demak tidak ada.

Winiati mengatakan, dulu sempat ada wacana akan dibangunnya tembok atau tanggul laut antara Sayung hingga batas Kabupaten Jepara. Namun, upaya itu belum ada kabarnya lagi dimungkinkan lantaran mahalnya biaya pembangunan. Ide lain yang sempat akan dilakukan adalah penerapan eco green. Namun, hal itu dinilai juga berbiaya tinggi.

Eco green merupakan upaya gerakan atau kegiatan secara berkelanjutan yang mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penggunaan material ramah lingkungan yang didukung energi sumber daya yang efektif dan efisien.

“Untuk eco green juga belum bisa dilakukan karena berbiaya tinggi,”katanya.

Apalagi, di wilayah pesisir Demak, sedimentasi atau endapan lumpur juga sangat tinggi. Sehingga dianggap tidak efektif dalam menerapkan eco green tadi.

“Sedimen yang tinggi ini juga salah satunya akibat proyek reklamasi di Semarang,”katanya.

Menurutnya, air rob makin ke timur hingga Wedung akibat dampak reklamasi tersebut. “Kalau di Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung nanti barangkali bisa tertolong tanggul laut jalan tol. Tapi, untuk desa lain yang ada di sebelah timur Sayung bisa juga terdampak rob tersebut,”katanya.