Aris TKI Asal Pati Menjadi Korban Pembunuhan di Jepang, Hilang Kontak Sejak Desember 2021

Avatar photo

PATI, Jateng – Pihak keluarga mengonfirmasi bahwa Aris Setiya Irawan (30), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Pati yang hilang kontak sejak 2021, meninggal dunia sebagai korban pembunuhan.

Informasi itu dikonfirmasi oleh paman korban, Wardono, saat dihubungi Tribunjateng.com, melalui sambungan telepon, Kamis (8/6/2023).

“Betul itu adalah keponakan saya.”

“Saat ini jenazah masih di Jepang karena proses pemeriksaan oleh pihak kepolisian di sana belum selesai,” kata dia.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang WNI asal Kabupaten Pati dikabarkan menjadi korban pembunuhan oleh sesama TKI di Jepang.

Dilansir dari NHK, polisi Jepang menangkap 3 orang WNI yang diduga terkait kasus pembunuhan ini di Prefektur Fukushima.

Polisi menemukan jasad pria di dalam sebuah koper saat menggeledah wilayah pegunungan di Kota Ono, Fukushima.

Penyelidikan dilakukan polisi setelah menerima laporan bahwa ada warga Kota Konosu di Prefektur Saitama yang hilang sejak 2021.

Saat ditemui Kamis (20/4/2023), pihak keluarga masih belum mendapat kepastian apakah korban pembunuhan tersebut memang Aris.

Namun, kini sudah dipastikan bahwa jasad yang ditemukan oleh polisi Jepang itu memang Aris.

“Prosesnya sekarang pemeriksaan kepolisian.”

“Nanti pertengahan bulan ini rencananya jenazah dipulangkan.”

“Antara 15-17 Juni 2023,” ujar Wardono kepada Tribunjateng.com, Kamis (8/6/2023).

Dia mengatakan, pihak keluarga sudah dimintai keterangan oleh polisi di Jepang.

“Sudah di sana, melewati pemeriksaan segala macam.”

“Sampai akhirnya dipastikan bahwa memang itu Aris Setiya Irawan yang meninggal,” jelas dia.

Terkait kejadian ini, kata Wardono, keluarga ingin pelaku dihukum seberat-beratnya.

“Pembunuhan itu kan maksimal hukuman mati.”

“Atau minimal 20 tahun penjara atau seumur hidup tuntutannya.”

“Yang jelas keluarga ingin pelaku dihukum seberat-beratnya,” tegas dia.

Wardono belum mengetahui persoalan apa yang menjadi motif pelaku tega menghabisi nyawa keponakannya yang sesama WNI.

“Terkait motifnya kami belum diberitahu.”

“Pemeriksaan polisi perkiraannya baru selesai pertengahan bulan ini.”

“Nanti kami akan diberitahu detailnya saat serah terima jenazah,” kata dia.

Lost Contact Desember Sejak 2021

Untuk diketahui, Aris merupakan warga Dukuh Ketri, Desa Triguno, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati.

Pihak keluarga mengaku sudah putus kontak dengan Aris sejak Desember 2021.

Wardono menerangkan, Aris berangkat ke Jepang sejak 2016.

Keponakannya itu ikut program magang dari sebuah lembaga penyalur di Sleman, Yogyakarta.

“Kami juga sudah berupaya menggali informasi dari sesama PMI di Jepang.”

“Teman-teman PMI di Jepang bilang lost contact juga.”

“Mereka malah mengira Aris ditangkap karena over stay.”

“Tapi kok sampai satu tahun lebih tidak ada kabar,” kata dia di Taman Hutan Kota Kalidoro pada Kamis (20/4/2023).

Saat itu pihak keluarga masih berharap bahwa jasad yang ditemukan oleh polisi di Jepang bukanlah Aris.

Mereka berharap Aris masih hidup.

Wardono menambahkan, sejak kehilangan kontak, pihaknya terus berupaya mencari kabar dari Aris.

Mereka menduga Aris kehilangan ponselnya.

Keluarga terus mencari informasi.

Sampai akhirnya ada kabar kurang “mengenakkan” di media massa pada awal April 2023.

“Saya lalu melapor ke Disnaker Kabupaten Pati.”

“Disnaker bertindak membantu mencarikan bukti keberangkatan, mencari salinan paspor, dan lainnya.”

“Lalu meneruskannya ke pihak berwenang di Jepang,” kata Wardono.

Sebelum lost contact, kata Wardono, Aris sering berkomunikasi dengan keluarga.

Hampir setiap hari, sekurang-kurangnya tiga kali sepekan, Aris selalu menghubungi orangtuanya via telepon.

“Karena orangtuanya tidak bisa chatting, jadi selalu telepon.”

“Selama Aris di sana, setidaknya dua-tiga bulan sekali, Alhamdulillah juga selalu kirim uang ke orangtuanya,” jelas dia.

Menurut Wardono, Aris tidak pernah bercerita punya masalah di Jepang.

“Tidak pernah bercerita punya masalah.”

“Aris anaknya gaul, supel, dan baik.”

“Dia pergi ke Jepang niatnya ingin mencari rezeki untuk keluarga,” tandas dia. (aslama)

Sumber: jateng.tribunnews.com

 

Polres Pati, Kapolres Pati, Pemkab Pati, Kabupaten Pati, Polres Sukoharjo, Polres Rembang, Polda Jateng, Jateng, Polres Humbahas, AKBP Hary Ardianto, Polda Sumut, Polres Lamandau, AKBP Bronto Budiyono, Polda Kalteng, PolisiNgajiPolisiNyantri, SeduluranSaklawase