SALATIGA – Kelurahan Kutowinangun Kidul kecamatan Tingkir salatiga ditetapkan sebagai Kampung Responsif Gender dan Anak.
Peluncuran dilakukan Sekda Salatiga Wuri Pujiastuti yang ditandai pemukulan gong di Aula Kelurahan Kutowinangun Kidul, Selasa (22/11/2022).
Tampak hadir Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindunagn Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Salatiga Yuni Ambarwati
Kepala Dinas Pendidikan Nunuk Dartini, serta perwakilan dari perguruan tinggi, polisi, tentara, dan Kejaksaan Negeri.
Peluncuran Kampung Responsif Gender dan Anak ini merupakan proyek perubahan dalam Diklatpim 3 yang dilakukan Oktora Holy Susanti yang juga Kabid Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan perempuan pada (DP3AP2KB) Salatiga.
Oktora mengatakan, ke depan, harapannya, banyak kampung yang juga menjadi Kampung Responsif Gender dan Anak di Salatiga
“Ini baru kali pertama peluncuran Kampung Responsif Gender dan Anak (KRGA). Ke depan kami akan mencoba memperluas cakupan kampung-kampung lain di Salatiga,” katanya.
Oktora Holy menjelaskan, meskipun telah banyak upaya yang dilakukan dalam pemberdayaan perempuan, perlindungan hak perempuan dan anak.
Tetapi masih banyak tantangan yang dihadapi perempuan dan anak.
Masih banyak terjadi diskriminasi, kesenjangan dan ketidakadilan yang dirasakan oleh perempuan dan anak
“Kasus kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Kota Salatiga meningkat dari 17 kasus di tahun 2020 menjadi 28 kasus di tahun 2021,”
”Ini baru kasus yang dilaporkan ke dinas. Masih banyak yang enggan melapor. Jadi menurut saya, kasus kekerasan anak dan perempuan di salatiga ini seperti fenomena gunung es,” tuturnya.
Ditambahkan dia, upaya peningkatan ketahanan keluarga menjadi penting untuk dilaksanakan dalam rangka mengurangi atau mengatasi berbagai masalah yang menghambat pembangunan daerah.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui Pembentukan Kampung Responsif Gender dan Anak (KRGA)
“KRGA ini sebuah wilayah dimana masyarakatnya saling menghormati, saling menjaga martabat, saling menyayangi dan saling menguatkan antara laki-laki dan perempuan,”
