SALATIGA – Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia melakukan monitoring dan evaluasi terhadap peserta beasiswa di Salatiga, Jawa Tengah pada Rabu (21/9/2022).
Kegiatan ini menghadirkan peserta beasiswa dalam lingkup kemitraan Universitas Kristen Satwa Wacana (UKSW) dan peserta beasiswa umum di bawah pengawasan Yayasan Binterbusih.
Wakil Direktur Bidang Program dan Monev, Nur Ihfa Karupukaro mengatakan, kedatangan tim saat ini seperti orang tua yang sedang menjenguk anaknya di tanah rantau. Sehingga, para mahasiswa diperbolehkan menyampaikan pendapatan terkait kondisi riil mereka saat ini.
Berikut merupakan momen yang diabadikan Jurnalis Seputarpapua.com, Yonri Revolt dalam pertemuan itu.
1. Wadir Program dan Monev YPMAK, Nir Ihfa Karupukaro (kiri) memimpin pertemuan monitoring dan evaluasi mahasiswa peserta beasiswa YPMAK di Gedung Balairung UKSW, Rabu (21/9/2022).
2. Kepala Divisi Program Perencanaan Pendidikan, Feri Magai Uamang menegaskan bahwa pihaknya saat ini lebih memperketat pemantauan atas hasil studi mahasiswa. Menurut Feri, hal ini karena adanya batas kuota 3000 pelajar mulai dari tinggkat SD hingga perguruan tinggi yang sudah ditentukan oleh pembina YPMAK.
3. Alumni peserta beasiswa YPMAK, Melianu Omabak menanggapi kuota 3000 pelajar. Menurutnya hal ini mempersempit peluang bagi adik-adik lain yang ingin lanjut ke jenjang perguruan tinggi.
4. Ambianus, Mahasiswa Keperawatan UKSW menyampaikan pertanyaan terkait biaya praktik di luar kota. Menurut Ambianus, biaya praktik di luar kota harus diberikan di luar biaya hidup asrama.
5. Sipriana Wantik, Mahasiswi Jurusan Biologi UKSW meminta YPMAK dan mitra untuk menyediakan uang khusus pengadaan laptop bagi mahasiswa.
6. Kadiv Monev Pendidikan, Dion Burdam dengan sabar mempersilahkan para mahasiswa yang berebut untuk mengajukan pertanyaan.
7. Suasana tatap muka YPMAK bersama para peserta beasiswa di UKSW, Salatiga, Jawa Tengah, Rabu (21/9/2022).
