SEMARANG – Penculik bocil Semarang, Santoso Budiono alias Wiro (63) sejauh ini belum terindikasi alami gangguan kejiwaan.
Indikasi pelaku alami gangguan jiwa sebab dalam melakukan aksinya hingga ditangkap polisi menunjukkan perilaku aneh.
Semisal pelaku sempat menyuruh korban yang seorang bocah usia 8 tahun berinisal WBA untuk memakan daun.
Selain itu, pelaku juga sempat berbincang dengan ibu korban membahas ilmu alternatif sebelum melakukan penculikan.
“Sejauh ini tidak (terindikasi gangguan jiwa),” terang Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lumbantoruan, Rabu (11/1/2023).
Polisi tidak percaya begitu saja terhadap pengakuan maupun perilaku pelaku.
Bahkan, polisi mencium dugaan pelaku tidak beraksi pertama kali ini saja.
“Iya, ada dugaan ini bukan yang pertama,” paparnya.
Donny belum dapat membeberkan kasus itu lebih jauh, ia dan anggotanya masih berupaya melakukan pendalaman.
“Masih dikembangkan oleh Resmob. Nanti kita update kalo sudah clear,” ucapnya.
Ayah korban , Setiawan mengaku, mulanya didatangi seorang pemulung ketika hendak mau menutup warung ayam bakar miliknya di Jalan Hasanudin, Semarang Utara, Selasa (10/1/2023) pukul 03.30 WIB.
Kala itu, istrinya yang bernama Khairunisa menanggapi percakapan dengan pemulung paruh baya itu atau pelaku.
Obrolan tersebut berkutat soal ilmu-ilmu alternatif.
“Saya waktu itu lagi menutup warung, istri saya yang ngobrol sama pelaku. Pembahasannya soal ilmu-ilmu alternatif jadi dia yang tahu,” bebernya.
Syahdan, pelaku sempat meminta Setiawan untuk diantar ke tempatnya menaruh barang rosokan.
Permintaan itu dipenuhi Setiawan karena masih dekat dengan warung.
Namun, selepas disalami oleh pelaku, Setiawan tidak fokus.
“Tidak tahu setelah salaman dengan pelaku, setelah itu saya duduk di warung, anak dan motor saya hilang,” jelasnya.
Ia kemudian panik lalu mencari anaknya dengan berkeliling di sekitar tempatnya berjualan lalu menyisir ke berbagai sudut kota.
Akan tetapi hasil itu nihil hingga akhirnya melaporkan kejadian itu ke polisi.
Korban WBA ditemukan oleh polisi anggota Polsek Semarang Utara di Pasar Waru bersama pelaku.
Dari penuturan WBA yang Disamping orangtuanya mengaku, sempat diajak berkeliling di beberapa lokasi di wilayah Semarang Utara.
Selama berkeliling bersama pelaku, korban tak mendapatkan kekerasan hanya saja tidak diberi makan seharian.
“Saya malah disuruh makan godong,” ungkapnya