Warga Banjarnegara Diimbau Selalu Waspada, Terutama Kawasan yang Masuk Peta Zona Merah Pergerakan Tanah dan Longsor Ini

Avatar photo

Banjarnegara  – Intensitas hujan di wilayah Kabupaten Banjarnegara, masih cukup tinggi bahkan sejumlah longsor juga terjadi selama Oktober ini. Tak hanya itu l, pergerakan tanah juga sudah terjadi di wilayah Kecamatan Pejawaran.

 

Mengingat hal tersebut, BPBD Banjarnegara kembali mengingatkan warga yang tinggal di perbukitan dan zona merah bencana, untuk mewaspadai pergeraka tanah, khususnya saat hujan lebat dengan durasi yang lama.

Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara, Aris Sudaryanto mengatakan, dengan kondisi seperti saat ini, maka masyarakat diminta untuk terus meningkatkan kewaspadaan, karena potensi longsor atau gerakan tanah mengalami peningkatan saat musim hujan.

Menurut data yang ada, selama Oktober ini sudah lebih dari 40 kasus tanah longsor, baik dalam skala kecil maupun sedang. Bahkan dari kejadian ini, satu orang warga meninggal dunia akibat tertimpa longsor akhir pekan kemarin.

Tak hanya itu, pergerakan tanah juga memutus akses jalan Sidengok Pejawaran menuju Batur. Kondisi ini terjadi, setelah sebelumnya wilayah tersebut diguyur hujan dengan intenstias tinggi selama lebih dari 3 jam.

Selain itu, BPBD Banjarnegara juga sudah menguarkan imbawan pada masyarakat, termasuk dengan membuat peta daerah rawan bencana pergerakan tanah. Beberapa daerah yang masuk zona rawan tanah gerak dan longsor di antaranya Kecamatan Bawang bagian selatan, Pagedongan, Karangkobar, Wanadadi, Banjarnegara, Pejawaran, Punggelan, Pandanarum, Pagentan, Wanayasa, Banjarmangu dan Kecamatan Susukan.

“Beberapa pergerakan tanah skala kecil sudah terjadi, bahkan terakhir pergerakan tanah di Desa Sidengok RT 4 RW 1 Kecamatan Pejawaran ini, sudah memutus akses jalan. Bahkan panjang jalan yang ambles, sudah mencapai sekitar 250 meter dengan kedalaman mencapai 8 meter. Sehingga arus lalu lintas dari Desa Sidengok menuju Batur, harus berputar melalui jalur Desa Beji-Desa Gembol,” ujarnya.

Tak hanya itu, pergerakan tanah ini juga sudah mengancam permukiman warga yang jaraknya hanya skeitar 130 meter.

“Kita tidak pernah bosan untuk terus mengingatkan peningkatan kewaspadaan masyarakat, khususnya saat hujan turun dengan intensitas tinggi. Menjaga kebersihan lingkungan dan merawat saluran air, harus dilakukan untuk mencegah terjadinya genangan air yang bisa memicu terjadinya tanah longsor,” ujarnya.