Demak – Pemilihan kepala desa (pilkades) serentak di Kabupaten Demak kemarin sempat diwarnai gesekan antarpendukung di tiga desa. Kendati demikian, polisi menyebut tidak ada orang yang diamankan terkait kejadian tersebut.
“Tidak ada yang diamankan,” kata Kasat Reskrim Polres Demak, AKP Winardi saat dihubungi, Senin (9/10/2023).
Winardi tak menyampaikan lebih detail terkait insiden saat pilkades, Minggu (8/10) kemarin. Ia menyebut masih mengikuti rapat.
“Masih rapat,” lanjutnya.
Sementara itu, Kabid Pemerintahan dan Administrasi Desa Pemkab Demak, Afifur Rahman juga mengatakan hal senada. Pihaknya tengah mengikuti rapat tanpa menjelaskan lebih detail.
“Masih rapat,” ujar Afif saat ditanya dampak pelaksanaan Pilkades serentak Demak yang sempat terjadi kericuhan di beberapa desa tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Kapolres Demak AKBP M Purbaya menuturkan bahwa gesekan antarpendukung tuntas melalui mediasi pihak penyelenggara pilkades.
“Sampai saat ini belum ada pelaporan (pelanggaran pidana), jadi kami masih, tadi di TPS itu sudah dimediasi baik dari pihak kecamatan, panitia, maupun pengawas,” tutur Purbaya saat di TPS Desa Kembangan, Bonang, Minggu (8/10) kemarin.
Diketahui, 54 desa di Demak menggelar pilkades serentak kemarin. Dari jumlah tersebut, Purbaya mengatakan terjadi gesekan para pendukung di tiga desa.
“Jadi ada beberapa yang dua tempat yang terjadi sedikit gesekan, jadi bukan kerusuhan sebenarnya, jadi terjadi gesekan antara dua pendukung,” kata Purbaya.
Gesekan paling parah terjadi di Desa Kembangan. Hal itu dipicu oleh para pendukung yang nekat mengenakan atribut salah satu calon yang didukungnya.
Dalam peristiwa itu bahkan sempat terjadi saling lempar batu. Polisi terpaksa mempertebal pengamanan di desa itu dengan menerjunkan personel Brimob.
Gesekan selanjutnya terjadi di Desa Klitih, Kecamatan Karangtengah. Peristiwa itu dipicu oleh para pendukung yang berebut untuk mencoblos.
Adapun peristiwa ketiga terjadi di Desa Lempuyangan, Kecamatan Wonosalam. Gesekan itu dipicu adanya dugaan surat undangan mencoblos diganti dengan uang.
“Kalau di Lempuyang Wonosalam memang tapi tidak terlalu lama. Kalau Lempuyang Wonosalam itu ada indikasi surat undangan yang diambil kemudian diganti uang oleh salah satu peserta calon,” jelasnya.
Update
Kabid Pemerintahan dan Administrasi Desa Dinpermades P2KB Demak, Afifur Rahman, mengatakan bahwa gesekan antarpendukung tidak memengaruhi proses pilkades.
“Tidak tidak tidak (mengubah berita acara),” ujarnya saat dihubungi detikJateng, Senin (9/10) sore.
Ia menyebut kericuhan yang terjadi di sejumlah desa tidak membuat pelaksanaan pungutan suara jadi molor.
“Tidak (molor). Yang ricuh kan langsung dilanjutkan semua, hanya di awal saja,” ujarnya.
“Sudah ada hasilnya (kades terpilih),” imbuhnya.
sumber: detikjateng
Polda Jateng, Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Lutfi, Kabidhumas Polda Jateng, Bidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, Polres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo, Ajun Komisaris Besar Polisi Sigit, Polres Rembang, Kapolres Rembang, Ajun Komisaris Besar Polisi Suryadi, Polres Pati, Kapolresta Pati, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Polres Banjarnegara, Polrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, Polres Sragen
Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.