Truk Tabrak Supeltas Hingga Meninggal di Salib Putih Salatiga

Avatar photo

SALATIGA – Seorang sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas) di tanjakan Salib Putih, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), menjadi korban kecelakaan hingga meninggal dunia, Sabtu (22/10/2022). Supeltas bernama Sartono itu meninggal dunia setelah tertabrak truk yang diduga mengalami gagal fungsi rem atau rem blong saat melewati turunan Salib Putih.

Informasi yang diperoleh Solopos.com, kecelakaan maut di turunan Salib Putih atau perempatan Jalan Lingkar Salatiga (JLS) itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Awalnya, truk boks Mitsubishi Colt berpelat nomor B 9779 VCC yang dikendarai Tarsono, warga Gesangan, Kelurahan Kebowan, Kecamatan Sukuh, Kabupaten Semarang, itu melaju dari arah Kopeng menuju Kota Salatiga.

Sesampainya di turunan Salib Putih, truk diduga mengalami rem blong hingga menabrak korban yang tengah mengatur lalu lintas. Korban diketahui bernama Sartono, warga Warak RT 007 RW 006 Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.

“Truk tadi melaju dari arah Kopeng menuju Salatiga. Lalu, tiba-tiba menabrak petugas pengatur lalu lintas karena remnya blong,” ujar seorang saksi di lokasi kejadian, Arso.

Setelah menabrak korban yang sehari-hari bertindak sebagai Supeltas, truk masih melaju bahkan menabrak median jalan. Truk akhirnya berhenti tepat di pinggir jalan perempatan Salib Putih, JLS Salatiga.

Arso mengaku sopir truk sempat mengalami syok. Sementara, korban meninggal dunia langsung dilarikan ke RSUD Kota Salatiga.

“Baik sopir maupun korban langsung dilarikan ke RSUD Salatiga,” jelas Arso.

Sementara itu, truk yang terlibat kecelakaan lalu lintas saat ini masih berada di lokasi. Proses evakuasi truk agar tidak menggangu arus lalu lintas telah dilakukan, namun karena cuaca yang tidak mendukung upaya itu belum tuntas.

Kasi Humas Polres Salatiga, Iptu Henri Widyoriani, mengatakan kecelakaan maut yang melibatkan Supeltas di turunan Salib Putih itu diduga karena truk mengalami gagal fungsi rem. Akibatnya, truk melaju tanpa kendali saat melewati turunan hingga menabrak seorang Supeltas.

“Oleh karena jaraknya terlalu dekat dan tidak bisa saling menghindar, sehingga terjaid kecelakaan lalu lintas,” ujar Henri.

Hendri membenarkan jika korban yang sehari-hari bertugas sebagai Supeltas di perempatan Salib Putih, JLS Salatiga, itu meninggal dunia. Korban meninggal dunia akibat mengalami luka pada bagian kepala, tangan, kaki, dan dada. Kerugian materiel akibat kecelakaan ini diperkirakan mencapai Rp500.000.