Kondisi porak poranda, membuat warga masih trauma dengan peristiwa yang terjadi menjelang malam tersebut.
Salah seorang warga, Risti, mengaku trauma dengan banjir bandang yang begitu besar menerjang rumahnya.
“Sangat trauma, takut, bingung, dan was was setiap hujan turun,” ungkap Risti, Minggu (8/1).
Bahkan, setelah rumahnya bersih, Risti berencana mencari rumah kontrakan untuk ditinggali.
“Suami sudah meninggal tahun lalu. Ini saya mau pindah saja, ngekos atau ngontrak, belum tahu. Tapi yang penting udah enggak disini lagi,” tambah Risti.
Meski tidak sedikit warga yang berkeinginan pindah, banyak juga warga yang memilih bertahan dan melanjutkan kehidupannya. Mereka rata-rata merasa tidak punya pilihan lagi selain bertahan di rumah yang biasa ditempati.
“Pengen pindah juga gak ada uang untuk beli rumah. Mau enggak mau, ya bertahan di sini,” ujar Siti Rokhanah.
Banjir bandang luapan Sungai Babon yang menerjang Perumahan Arion Mas, memaksa lebih dari 450 Kepala Keluarga keluar dan mengungsi.
Derasnya banjir tidak hanya membuat kerusakan bangunan, namun juga mengakibatkan hampir semua perabotan rusak dan hilang.