BANJARNEGARA, Jateng- Tradisi perang rotan di Kabupaten Banjarnegara dalam rangka acara nyadran gede jelang Ramadhan berlangsung meriah. Meskipun saling pukul, pemain yang bertarung tak ada dendam atau amarah.
Iringan musik gamelan Jawa menjadi penanda perang rotan di mulai. Masing-masing pemain harus jeli untuk memukul atau menghindar dari serangan lawan.
Tradisi perang rotan atau ujungan ditampilkan dalam rangkaian kegiatan tradisi nyadran gede di Desa Gumelem, Kabupaten Banjarnegara.
Ujungan adalah ritual untuk meminta hujan, ditampilkan sebagai bentuk pembelajaran. Sekaligus memaknai tidak ada dendam dan amarah meski melakukan pertarungan.
“Untuk memainkan ujungan, dibutuhkan keberanian dan kekuatan. Alat yang digunakan adalah dua batang rotan.
Aturan permainan hanya kaki yang boleh dipukul,” kata Kepala Desa (Kades) Gumelem Kulon, Arief, Rabu (22/3/2023).
Acara ini mengundang kemeriahan dan histeris, khususnya bagi ibu-ibu yang ikut menonton.
Acara nyadran gede juga diisi dengan makan tumpeng bersama dan saling bertukar lauk pauk. Tradisi ini diharapkan bisa menjadi ajang mempererat silaturahmi, sekaligus membuang amarah dan dendam sebelum melakukan ibadah puasa.
Sumber: jateng.inews.id