Tolerasi Antara Umat Beragama di Dusun Thekelen Semarang Setiap Perayaan Waisak

Avatar photo

SEMARANG, Jateng – Seluruh umat Buddha di Indonesia merayakan Hari Raya Waisak 2567 BE 2023. Namun, perayaan tersebut memiliki keunikan di Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Seluruh warga non-Buddha di Dusun tersebut berbondong-bondong memberikan selamat dengan berjabat tangan kepada warga umat Buddha setelah melakukan sembahyang. Kejadian ini mencerminkan toleransi dan kebersamaan antar umat beragama.

Warga Thekelan berkumpul di area Vihara Budha Bhumika sembari menunggu warga umat Buddha menyelesaikan pujabakti. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tradisi ini yang rutin dilakukan memberikan suasana yang haru dan hangat di bawah sinar matahari yang terik.

Setelah melakukan pujabakti, warga umat Buddha berbaris dan menunggu warga umat lain memberikan ucapan selamat. Selain berjabat tangan, ucapan “Selamat Waisak” juga diucapkan oleh umat agama lain dengan diiringi pelukan serta isak tangis para warga.

Pengurus Vihara Buddha Bhumika, Tugimin Hadiyanto, mengungkapkan rasa terima kasih kepada umat lain. Baginya, ini adalah bentuk kebersamaan warga Dusun Thekelan. Tradisi atau kebudayaan memberikan selamat saat perayaan hari besar agama telah lama dilakukan oleh warga Thekelan. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan saat perayaan Waisak, tetapi juga saat perayaan Natal dan Idul Fitri, di mana seluruh warga memberikan ucapan kepada umat yang merayakan hari besar.

“Tradisi ini dilakukan tanpa perintah dari pengurus agama; warga sudah tahu kapan berkumpul untuk memberikan selamat,” ujar Tugimin.

Tugimin menjelaskan bahwa tradisi yang dilakukan warga Thekelan telah berlangsung selama puluhan tahun. Hanya sekarang, tradisi tersebut dapat diabadikan dan disebarkan berkat perkembangan media sosial. “Sebelum adanya media sosial, tradisi ini sudah dilaksanakan oleh warga, meskipun hanya dari rumah ke rumah,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Dusun Thekelan, Supriyo, merasa bersyukur memiliki tradisi ini yang menunjukkan saling menghormati antar umat. Hal ini mencerminkan tingginya toleransi di masyarakat, menciptakan kondisi lingkungan yang adem, ayem, dan tentram. “Kami melakukannya berdasarkan kebersamaan dan cinta kasih. Kami mencintai seluruh warga dan cinta negara ini,” ujar Supriyo.

Dusun Thekelan mayoritas penduduknya memeluk agama Buddha dengan jumlah sekitar 300 orang, sedangkan jumlah penduduk keseluruhan Dusun Thekelan mencapai 700 orang.

sumber: beritasatu

 

Polda Jateng, Jateng, Polrestabes Semarang, Polres Rembang, Polres Sukoharjo, Polres Pati, Polres Batang, Polres Humbahas, Polda Sumut, Kapolres Sukoharjo, AKBP SIGIT, AKBP Hary Ardianto, Polres Banjarnegara