Salatiga – Gabungan organisasi mahasiswa di Kota Salatiga melakukan aksi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Aksi tersebut diikuti HMI, GMNI, IMM, dan KAMMI yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Salatiga. Tak hanya sekadar menyuarakan tuntutan, mereka juga melakukan aksi dorong motor.
Aksi tersebut sebagai simbol rakyat tak mampu membeli BBM. Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Gejayan Sleman, Arus Lalu Lintas Dialihkan Dari pelataran parkir Masjid Darul Amal, puluhan mahasiswa mendorong motornya mengitari Alun-alun Pancasila. Mereka juga membawa spanduk yang bertuliskan penolakan terhadap kenaikan harga BBM.
Mahasiswa bergantian orasi menyuarakan tuntutan. Unjuk rasa tersebut mendapat perhatian dari masyarakat. Beberapa warga yang sedang berolahraga, mengajak mahasiswa untuk foto bersama. Koordinator aksi Ramdan Dwi Raharjo mengatakan Aliansi Mahasiswa Salatiga membawa empat tuntutan kepada wakil rakyat.
Pertama, menolak kenaikan harga BBM dan mendesak pemerintah melakukan efisiensi anggaran. Kedua, pemerintah harus memberantas mafia migas. Ketiga, mendesak pemerintah menghentikan proyek nasional yang tidak bermanfaat untuk rakyat. Keempat, mendesak DPRD Kota Salatiga untuk menolak kenaikan harga BBM.
“Kenaikan harga BBM hanya akan semakin menyengsarakan rakyat. Karena kenaikan harga BBM akan berdampak terhadap harga bahan pangan, transportasi, dan kebutuhan pokok yang lain,” kata Ramdan, Senin (12/9/2022).
Dalam aksinya, mahasiswa menuntut Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit untuk menandatangani surat pernyataan penolakan kenaikan harga BBM. Sempat terjadi perdebatan karena Dance meminta tuntutan disampaikan dalam forum resmi, agar menjadi keputusan lembaga.
“Sebagai institusi, kita harus patuh kepada aturan. Tuntutan mahasiswa silakan dikirim secara bersurat, untuk kami sampaikan ke pemerintah pusat,” ujar Dance.