Tingginya Perkawinan Anak di Banjarnegara Memicu Banyaknya Janda Muda dan Kasus Stunting

Avatar photo

Banjarnegara –  Perkawinan anak masih marak terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Dari 3.850 perkawinan yang tercatat di Banjarnegara selama 2021, sebanyak 486 adalah pengantin remaja di bawah usia 19 tahun.

Perkawinan usia dini tersebut selain memunculkan lahirnya bayi-bayi stunting, juga membuat tingkat perceraian tercatat cukup tinggi sehingga menimbulkan “Jamur” atau Janda Muda Usia Remaja” di Kabupaten Banjarnegara.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto mengimbau masyarakat terutama pemuda Muhammadiyah sadar akan bahaya stunting.

“Kolaborasi dan dukungan dari semua pihak keluarga sangat berperan penting dalam pencegahan stunting,” ungkap pria yang akrab dengan panggilan “Cak Nanto”, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (26/10/2022).

Direktur Komunikasi, Informasi dan Edukasi BKKBN Eka Sulistia Ediningsih mengatakan berdasarkan data elektronik pelaporan dan pencatatan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) stunting di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2022 menyentuh angka 21,23%. “Ini artinya 1 dari 4 anak di Banjarnegara mengalami stunting” ujarnya.

“Untuk menjadi 14% di tahun 2024, harus mengurangi kasus stunting 3.5% pertahun, lantas bagaimana pencegahannya? 55% stunting di Indonesia bersumber dari terjadinya pernikahan anak, untuk itu pencegahan stunting harus dimulai dari persiapan pernikahan dengan tidak melakukan pernikahan anak karena anatomi tubuh wanita belum siap untuk melahirkan anak sebelum usia 21 tahun” tambahnya.

Ia juga menyampaikan pemeriksaan kesehatan calon pengantin (catin) 3 bulan sebelum menikah sangat dianjurkan, salah satu yang perlu jadi perhatian adalah lingkar lengan atas catin wanita minimal 23,5 cm dan HB tidak boleh kurang dari 11,5 mg/dl agar tidak terjadi anemia. Hal ini mencegah lahirnya bayi dengan resiko stunting.

Tak hanya itu, Ia juga mengajak ibu-ibu yang memiliki baduta dan balita untuk membawa anaknya ke posyandu sebulan sekali dan selalu memberikan gizi yang baik, ASI eksklusif selama 6 bulan pasca lahir.

“Cukup satu butir telur sehari sudah mendukung pencegahan dan penurunan stunting,” terangnya.