SALATIGA — Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga ikut ambil bagian dalam Deklarasi Gotong Royong Cegah Stunting atau Gong Ceting yang diadakan Pemerintah Kabupaten Boyolali, Rabu (27/10/2022).
Deklarasi ditandai dengan pemukulan gong oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali Masruri didampingi Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Jawa Tengah Widwiono.
Selain itu Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Boyolali Ratri S. Survivalina dan Wakil Dekan FKIK UKSW Kristiawan PAN. Turut hadir dari UKSW adalah PIC UKSW Pendamping Kabupaten Boyolali Sarah Melati Davidson beserta sejumlah dosen.
Gong Ceting merupakan program kerja sama BKKBN, Forum Rektor Indonesia (FRI), dan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui pendanaan Kedaireka Matching Fund.
Kegiatan ini melibatkan 16 perguruan tinggi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pelaksana penurunan stunting di 14 kabupaten di Jawa Tengah. Dalam program ini UKSW menjadi perguruan tinggi pendamping penurunan stunting di wilayah Kabupaten Boyolali.
Wakil Dekan FKIK UKSW, Kristiawan PAN, mengungkapkan keterlibatan dalam kegiatan Gong Ceting ini menjadi bukti FKIK UKSW tidak hanya melayani masyarakat dari sisi edukasi, tetapi juga pengabdian. UKSW Salatiga melibatkan mahasiswa, dosen, dan bekerja sama dengan lintas sektor.
Tujuan utama agar Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat terlaksana secara menyeluruh, termasuk kajian penelitian serta implementasi.
10 Desa Fokus Penanganan Stunting
“FKIK UKSW berharap dapat terus menjadi mitra bagi Boyolali dalam kegiatan Gong Ceting. Intinya dalam rangka memberikan kontribusi bagi masyarakat untuk mencegah dan menangani stunting maupun masalah kesehatan lain,” tuturnya.
PIC UKSW Pendamping Kabupaten Boyolali , Sarah Melati Davidson, mengatakan bahwa ada 10 desa yang menjadi lokasi fokus stunting di Kabupaten Boyolali, yaitu Desa Juwangi, Desa Kalimati dan Desa Sambeng di Kecamatan Juwangi.
Kemudian Desa Repaking dan Desa Gilirejo di Kecamatan Wonosamudro. Lalu, Desa Selodoko dan Desa Sidomulyo di Kecamatan Ampel. Berikutnya, Desa Pranggor, Desa Munggur, dan Desa Semawung di Kecamatan Andong.
Tim dari FKIK UKSW melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung program penurunan stunting. Program tersebut penguatan tim pendamping keluarga (TPK), pendampingan audit stunting, pelatihan antropometri, dan pelatihan dapur sehat atasi stunting.
Libatkan Mahasiswa dan Dosen
Berikutnya, pemanfaatan e-KIE pada keluarga berisiko stunting, pemetaan pangan lokal, dan pembuatan formula produk pangan dengan memanfaatkan pangan lokal daerah.
“Program ini juga menggandeng sejumlah remaja sebagai duta remaja cegah stunting serta perangkat desa dalam pengawalan sanitasi layak. Penanganan stunting memang harus dilakukan dengan kolaborasi, tidak bisa dari satu sisi saja,” tutur Sarah Melati.
Tentunya, lanjut dia, UKSW sebagai perguruan tinggi pendamping berupaya untuk berkolaborasi dalam pelaksanaan program penanganan stunting. “Bekerjasama dengan Dinas DP2KBP3A, Dinas Kesehatan, serta menggandeng kader PKK tingkat desa,” imbuhnya.
Lebih lanjut Sarah menyampaikan program masih akan berjalan hingga Desember 2022 ini melibatkan 15 mahasiswa FKIK UKSW yang terintegrasi dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Gizi Masyarakat.
Selain itu juga menjadi implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). UKSW tidak hanya mengirim 15 mahasiswa untuk program tersebut. UKSW Salatiga juga melibatkan 10 dosen dari Program Studi Gizi, Program Studi Ilmu Keperawatan, dan Program Studi Tekonologi Pangan.