Sulap Serat Alam Jadi Tas Fashionable, Produk Warga Mlatibaru Semarang Tembus Belanda

Avatar photo

Semarang Yuli Muhawati sukses menyulap serat alam menjadi tas dan merchandise kekinian. Ia juga memiliki brand atau merek sendiri, yakni Mlatiwangi. Bahkan produknya tembus pasar Belanda dan digandrungi konsumen di sana. Puluhan tas berwarna coklat ditata rapi di rak dan meja kayu ruang tengah.

Tepatnya di rumah Yuli Muhawati, di Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur. Selain itu, ada topi dan aksesori lain yang menghiasi ruangan tersebut. Dua buah mesin jahit nampak tidak beroperasi di sudut ruangan. Biasanya Yuli –sapaan akrabnya– membuat pernak-pernik produknya menggunakan mesin itu.

Berbeda dari kerajinan lainnya. Yuli memproduksi kerajinannya dari serat alam. Seperti pelapah pisang, eceng gondok, daun pandan, dan kain goni. Wanita yang sudah lima tahun menekuni usaha ini bercerita, awal mula idenya muncul ketika melihat petani daun pandan di Kebumen.

Menurutnya, mereka masih belum bisa mengembangkan hasil panen dengan baik. Apalagi dibuat menjadi barang kerajinan.

Berbekal bakat yang dimilikinya, Yuli pun mencoba meyulap daun-daun pandan itu untuk dibuat kerajinan.

“Ada saudara yang kerja di Kebumen jadi pendamping petani. Katanya di sana petani daun pandan ini masih belum bisa memanfaatkan dengan baik. Akhirnya, saya kepikiran untuk dibuat kerajinan,” jelasnya

Sebelum fokus menggunakan serat alam, Yuli juga membuat kerajinan tangan. Seperti sulam pita kerudung, tas, serta berbagai suvenir. Baru pada 2017, ia beralih memanfaatkan serat alam dan memiliki brand sendiri bernama Mlatiwangi. Baca juga:  50 Pelaku UMKM Kendal Dilatih Tata Cara Ekspor

“Awal tahun 2009 saya itu buat sulam pita kerudung. Produknya juga sampai Belanda. Karena banyak yang buat akhirnya nyari yang lain biar beda dengan orang lain,” akunya.

Owner Mlatiwangi ini pun mengaku kerajinan dikerjakan manual menggunakan tangan alias handmade. Ia menggunakan alat dan bahan berupa lem, gunting, mesin jahit, serat alam yang sudah kering, dan pola gambar. Karyanya dipasarkan secara offline dan online.

Yakni, melalui market place dan media sosial. Selain itu juga lewat pameran dan dipajang di beberapa tempat, seperti Semarang Creative Gallery, Bandara Internasional Yogyakarta, dan Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang. Produknya ini juga sampai ke Belanda. Beberapa pesanan pernah masuk. Baca juga:  Didukung BRI, Usaha Dawet Kemayu Bangkit dari Keterpurukan

“Dulu saya sempat mencoba memasarkan ke Belanda, kebetulan ada saudara di sana, sudah tiga kali pengiriman ke sana,” katanya bangga.

Saat mencoba pasar di Belanda, ada sentuhan gambar-gambar ala gedung di Amsterdam dalam produknya. Namun Yuli ingin memperkuat pasarnya di daerah terlebih dahulu. Karena itu, pengiriman Mlatiwangi difokuskan ke seluruh daerah di Indonesia. “Hampir seluruh Indonesia, di antaranya Bali, Papua, Riau, Kalimantan, dan beberapa tempat lainnya,” ungkapnya.

Selama sebulan, ia mampu membuat produknya mencapai 100 pcs. Awal mula mendapat pesanan partai besar, ia mengaku mengumpulkan ibu-ibu sekitar untuk membantu dan hasilnya dibagi bersama.

Yuli mencoba merekrut pegawai sampai akhirnya menemukan satu penjahit yang bisa menyesuaikan keinginan desainnya. Pihaknya juga berkolaborasi dengan UMKM dalam hal lukisan. Tugasnya adalah melukis di berbagai produk buatannya. Saya membersihkan pembuluh darah, supaya tidak sakit.

“Kita juga melakukan kolaborasi dengan UMKM lain, seperti lukisan dalam tas buatannya, ya biar sama-sama dapat benefit,” tegasnya.

Menariknya, Yuli jarang membuat produk dengan model yang sama (limited edition). Kecuali ada pesanan dalam bentuk partai. Jika ingin mendapatkan produknya ini, para konsumen bisa request budget jika untuk suvenir. Paling tidak Rp 25 ribu untuk satu produknya.

“Saya itu tidak suka jika membuat model yang sama berulang-ulang, jadi ya selalu update, kecuali ada pesenan. Paling mahal produksaya ini, seharga Rp 500 ribu, yang ada lukisannya dan ukuran besar. Untuk rata-rata harga seperti tas kecil  Rp 75 ribu hingga Rp 150 ribu,” tandasnya.

sumber: radarsemarang.jawapos.com

#Polda Jateng, #Jateng, #Humas Polri, #Polrestabes Semarang, #Polres Rembang, #Polres Demak, #Polres Banjarnegara, #Polres Semarang, #Polres Batang, #Polres Pati, #Polda Kalbar, #Polda Bengkulu, #Polres Mempawah, #Polres Sintang, #Semarang, #Pemkab Banjarnegara, #Kabupaten Banjarnegara, #Rembang, #Batang, #Pati, Demak, #Kota Semarang, #Kalbar, #Bengkulu, #AKBP Tommy Ferdian, #Hendri Yulianto, #Budi Adhy Buono, #Irwan Anwar, #Dandy Ario Yustiawan, #AKBP Fauzan Sukmawansyah

Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.