Banjarnegara – Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara, Fajar Anggun Safitri pada pelaksanaan kegiatan Rakor Lintas Sektoral Penurunan Angka Stunting, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Banjarnegara. Acara dilaksanakan pada Rabu, (9/11/2022) bertempat di Kencana Room Hotel Surya Yudha, Rejasa, Madukara Kabupaten Banjarnegara.
Hadir pada kegiatan tersebut Kasubbid Keluarga Sakinah Kementerian Agama RI, Agus Suryo Suripto, Kasi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara Ali Mustofa, Fajar Anggun Safitri, mewakili Kepala Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara, Enep Supriatna, Kabid Pengendalian Penduduk Dispermades – PPKB Kabupaten Banjarnegara, Penyuluh Agama Islam, Penyuluh KB se Kabupaten Banjarnegara.
Dalam sambutan pengantar H. Ali Mustofa, mewakili Kepala Kantor, menyampaikan bahwa kantor Kementerian Agama mempunyai tanggung jawab yang besar untuk membangun sumber daya manusia (SDM) unggul, berkualitas, tidak stunting diawali dengan akad nikah atau pernikahan yang sah.
Ali Mustofa juga menyampaikan bahwa di Kabupaten Banjarnegara angka nikah dini masih sangat tinggi, terutama kecamatan wilayah atas, sampai bulan November jumlah pengajuan dispensasi mencapai 600
“Ini adalah pekerjaan rumah atau PR bagi kita semua, untuk membangun SDM, untuk penurunan angka stunting, diharapkan melalui kegiatan rakor lintas sektoral ini bisa menjawab banyak permasalahan, bagaimana membangun sinergitas PLKB dan penyuluh agama dalam penurunan stunting”. Kata Ali.
Mewakili Kepala Baperlitbang, Fajar Anggun Safitri, saat menyampaikan materi memberikan apresiasi pada Kemenag terkait dengan video atau film pendek bertemakan pencegahan stunting dan pola hidup sehat. “Kita baru akan membuat video edukasi ODF (Open Defecation Free) atau stop buang air besar sembarangan dan stunting tapi ternyata Kemenag sudah lebih dahulu membuat video jamban sehat dan cegah stunting”. Kata perempuan muda itu yang biasa di sapa Anggun.
Lebih lanjut Anggun menyampaikan bahwa Stunting tidak hanya dilihat dari kesehatan saja, tapi sanitasi sebagai sarana pendukung juga sangat penting dalam pencegahan stunting.
“Maka menjadi sangat penting peran para Penyuluh Agama dan Penyuluh KB untuk melaksanakan kampanye atau penyuluhan dengan sentuhan Agama. serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting, ingat bahwa stunting bisa berkurang jika ada intervensi yang terfokus pada perubahan perilaku”. Lanjut Anggun.
Sementara Enep Supriyatna, menyampaikan bahwa percepatan penurunan stunting harus dilaksanakan bersama, bersinergi antara Penyuluh KB dan Penyuluh Agama Islam, terutama pada program yang di buat pemerintah ini untuk kepentingan masyarakat, tujuannya supaya pola pikir Dan perilaku masyarakat berubah kegiatan yang dilaksanakan bersama.
Pada kesempatan yang sama Kasubbid Keluarga Sakinah Kemenag RI, Agus Suryo Suripto, menyampaikan tiga isu nasional yang menjadi pekerjaan rumah bersama yakni stunting, kawin anak, perceraian.
“Tiga isu nasional ini adalah PR kita bersama, Kemenag hadir untuk penguatan ketahanan keluarga”, dengan kegiatan bimbingan remaja usia sekolah (BRUS), Bimbingan Perkawinan (Bimwin)”. Terang Suryo.
Lebih lanjut Bapak Kasubdit menyampaikan bahwa BRUS ini tidak hanya di laksanakan di sekolah atau madrasah tapi juga harus diupayakan dilaksanakan di desa dengan pertimbangan muaranya adalah desa, masyarakat dan keluarga sebagai satuan terkecil. Suryo juga mengutip perkataan Hasto Wardoyo, bahwa ada tiga penyebab stunting yakni Gizi buruk, kesehatan buruk dan Pengasuhan buruk.
“Dan pencegahannya harus di lakukan secara spesifik serta secara sensitif ( kepedulian) dalam usaha penurunan stunting ini kita tidik bisa secara parsial atau sendiri-sendiri, kita harus bersinergi baik penyuluh Agama dan penyuluh KB’. Terang Suryo.
Pada akhir acara saat menjawab pertanyaan peserta, mantan Kakankemenag Kabupaten Banjarnegara ini mengingatkan supaya kegiatan – kegiatan yang sudah dilakukan bisa didengar dan tersampaikan pada masyarakat maka harus aktif untuk mempublikasikan.
Masih menurut Kasubbid pada closing statemen bahwa percepatan penurunan stunting pada balita adalah program prioritas nasional, sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2029-2024 target nasional tahun 2024 prevention stunting turun hingga 14%.